Kepala LLDIKTI IX Sultan Batara Minta MoU KKN Tematik Desa Wisata Dipercepat -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Kepala LLDIKTI IX Sultan Batara Minta MoU KKN Tematik Desa Wisata Dipercepat

4/26/2022

 


Globalnewsindonesia.com,- Makassar. Andi Lukman selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultan Batara) menyambut baik rencana kerja sama program KKN Tematik Desa Wisata (KKNT Dewi). Hal itu diungkapkan saat menerima kunjungan rombongan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel).


Rombongan itu dipimpin langsung Muhammad Jufri selaku Kadisbudpar Sulsel. Diterima secara resmi di ruang kerjanya yang berlokasi di Jalan Bung, Km 09 Tamalanrea, Kota Makassar pada Senin (25/04/22).


_"Ini barang bagus, percepat! Harus jalan secepatnya, implementasinya kita MoU, langsung juga dengan MoA di waktu yang sama dengan PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Jangan menunggu lama, segera mi," tegas Lukman dengan logat Makassar.


Malah dia menyampaikan, seharusnya pihaknya yang mendatangi Pemerintah Provinsi Sulsel, dalam hal ini Disbudpar Sulsel guna menjemput program yang diyakini sebagai bentuk sinergitas di sektor pendidikan dan pariwisata tersebut. Karenanya dia mengapresiasi Muhammad Jufri dan jajarannya yang telah menggagas program dimaksud.


_"Sangat luar biasa ini kegiatannya dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan. KKN Tematik Desa Wisata ini salah satu bagian dari MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Tentunya LLDIKTI siap bekerjasama, bersinergi, berkolaborasi, dan mendorong seluruh Perguruan Tinggi Swasta yang ada untuk menyukseskan program ini," pungkasnya.


Menurutnya, tidak boleh lagi terjadi sejak sekarang, mahasiswa menganggur, apalagi usai kuliah. Juga tidak boleh lagi terjadi, ada desa yang tidak berkembang.


Semua itu bisa diwujudnyatakan jika stakeholder terkait bahu-membahu saling mendukung program yang mengarah pada kepentingan pengembangan pendidikan dan pariwisata. Apalagi kata Lukman, dengan MBKM, mahasiswa diberikan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi diri melalui sistem perkuliahan di luar program studi yang diambil selama 60 SKS atau 3 semester.


Optimisme ini bagi Jufri adalah gayung bersambut yang memberi harapan dan motivasi untuk terus mengembangkan sayap program KKN Tematik Desa Wisata. Awalnya yang hanya menyasar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan berskala besar, perlahan juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan PTN dan PTS lainnya, khususnya yang ada di Kota Makassar untuk saat ini.


_"Saya pun tidak menduga akan sebesar dan sehebat ini. Alhamdulillah beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sudah menyatakan kesiapan bekerja sama dan menjalankan KKN Tematik Desa Wisata, bahkan beberapa juga sudah terjalin MoU," terang Jufri.


Ada pula yang bersiap me-launching dalam waktu dekat. Adalah UMI (Universitas Muslim Indonesia) Makassar yang juga sekaligus menjadi perguruan tinggi pertama yang merespon program ini.


_"Mudah-mudahan bulan Juni sudah launching. Adik-adik mahasiswa UMI akan diterjunkan mengikuti KKN Tematik Desa Wisata di Kabupaten Bantaeng," tuturnya.


Bantaeng dipilih UMI sebagai salah satu lokasi KKN Tematik Desa Wisata. Mahasiswa mencapai ribuan orang dijadwalkan membagikan ilmu dan pengetahuan yang telah digeluti selama bangku kuliah kepada masyarakat Bantaeng di 46 desa dan 21 kelurahan.


Sementara itu, kehadiran LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara bersinergi menyukseskan program itu, diharapkan Jufri semakin meningkatkan cakupan sasaran desa wisata. Hingga hari ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf/Baparekraf RI) telah mencatat 464 desa wisata di Sulsel ke dalam database Jadesta (Jejaring Desa Wisata).


Sebuah aplikasi berbasis web yang dibangun dan dikembangkan untuk merangkum semua desa wisata di Indonesia, baik yang masih rintisan, berkembang, maju hingga desa wisata mandiri. Jadesta ini pula menjadi panduan bagi kementerian dalam menyelenggarakan Anugerah Desa Wisata Indonesia. (Abm)