Sebagian Kepala Desa Kenapa Tidak Mau Melepas Soal Bumdes " Ini Alasanya. " -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Sebagian Kepala Desa Kenapa Tidak Mau Melepas Soal Bumdes " Ini Alasanya. "

1/29/2020

Global News Indonesia. Purwakarta. Pola komunikasi dan koordinasi BUMDES dan pemerintahan desa adalah salah satu yang membuat BUMDES tak bisa segera berlari kencang. Sebagian kepala desa masih belum ‘rela’ BUMDES di pegang oleh orang lain tanpa campur tangannya. Padahal selama ini kepala desa adalah orang yang bisa menentukan banyak hal di desa.

Meski bakal jarang kepala desa yang mau dan sadar telah melakukan hal ini tetapi kenyataan seperti itu hampir terjadi di setiap desa. Butuh waktu berbulan-bulan bagi kepala desa untuk menerima kenyataan bahwa BUMDES tidak bisa dicampur-tangani begitu saja olehnya karena telah memiliki sistem manajemen sendiri.

Tentu saja tidak semua desa mengalami hal seperti ini. Beberapa BUMDES justru berhasil karena sang kepala desa tak lelah mendorong anak muda di desanya untuk mengembangkan unit usaha BUMDES. Biasanya kepala desa seperti ini adalah kepala desa yang masih muda dan memiliki pandangan modern.

Soalnya pula, BUMDES berhembus dari pemerintah pusat dan wacana ini mengalir melalui struktur pemerintahan yang tujuan utamanya adalah desa. Makanya wacana ini awalnya hanya beredar di antara para perangkat desa. Para perangkat sendiri butuh waktu dan pendalaman yang sangat serius untuk memahami BUMDES.

Lalu para perangkat desa pula yang ketiban pekerjaan membawa wacana BUMDES pada khalayak warga. Tugas inilah yang membuat mereka juga sangat hati-hati mulai dari sosialisasi hingga BUMDES berdiri. Jadi tidak mengherankan jika beberapa di antaranya kemudian kesulitan melepaskan diri dari urusan BUMDES karena saking kawatirnya.

Yang pasti terlalu dominannya kepala desa atau perangkat desa pada segala proses pembentukan BUMDES bisa jadi adalah intervensi yang berlebihan dan mengakibatkan proses BUMDES menjadi mandul. Tetapi jika dominasi itu terkontrol dan terhenti pada saat manajemen BUMDES terbentuk, itu bisa mendorong BUMDES cepat bergerak.

Kampanye mengenai kehadiran BUMDES memang bukan sesuatu yang gampang dilakukan. Soalnya, selama ini masyarakat desa melihat pemerintahan desa identik dengan lembaga pemerintahan yang lekat dengan urusan birokrasi dan administrasi dan bukan institusi yang berkaitan dengan usaha. Karenanya, butuh kerja keras untuk meyakinkan mereka bahwa BUMDES bisa menjadi raksasa usaha dan meningkatkan kesejahteraan. (RK)