Peringati Mei Day, Gubernur Khofifah Ajak Buruh dan Pengusaha Kolaborasi Pulihkan Ekonomi -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Peringati Mei Day, Gubernur Khofifah Ajak Buruh dan Pengusaha Kolaborasi Pulihkan Ekonomi

5/02/2021


Globalnewsindonesia.com - Jawa Timur; Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak pekerja/buruh dan pengusaha saling berkolaborasi dalam upaya mengatasi berbagai persoalan ketenagakerjaan.


 Menurutnya, kolaborasi kemitraan di antara keduanya dapat semakin mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Kata dia, Peringatan Hari Buruh 1 Mei 2021 tahun ini harus menjadi momentum mempererat kolaborasi keduanya.


“Di masa sekarang ini kolaborasi adalah strategi yang paling tepat dan bijak. Antara pengusaha dan buruh harus saling mengerti dan  saling sinergi,” ujarnya Khofifah, Sabtu (1/5/2021).


Khofifah mengatakan, pemulihan ekonomi nasional akan jauh lebih cepat jika hubungan industrial antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja atau buruh berjalan harmonis. Caranya, lanjut Khofifah, dengan selalu membuka ruang-ruang dialog sosial.


“Semua pihak harus saling  mau mendengar masukan.  Apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini, sebagian besar  bisnis atau usaha ikut merasakan dampak yang luar biasa. Tidak sedikit pun yang harus bangkrut dan akhirnya mem-PHK karyawannya,” imbuhnya.


Khofifah menyebut, baik pengusaha maupun karyawan/buruh adalah dua elemen yang sama pentingnya. Karyawan patut mendapat kesejahteraan yang layak. Yakni dengan mendapatkan  apresiasi yang layak.


Sedangkan di sisi lain, pengusaha membutuhkan jaminan keberlangsungan usaha. Pandemi mengakibatkan  banyak dunia usaha lesu. Omset turun. Pengusaha harus memeras otak untuk memenuhi tuntutan kelompok pekerja. Yakni menaikkan upah minimum karyawan.


“Inilah pentingnya ruang dialog sosial. Karena Pemerintah sendiri tidak bisa mengambil keputusan sepihak dan menguntungkan hanya salah satu pihak,” ujarnya.


Khofifah mengatakan, jika pemerintah mengutamakan kepentingan pekerja, maka bisa mengakibatkan capital flight. Jika kenaikan upah terlalu tinggi, bisa berdampak pada kinerja perusahaan bahkan bisa berakibat berhenti produksi. Bukan tidak mungkin, perusahaan akhirnya bedol usaha mencari wilayah yang upah karyawannya terjangkau.


Bagi pengusaha, lanjut Khofifah, bedol usaha  bisa menjadi pilihan yang paling memungkinkan. Apalagi, sistem distribusi barang di Indonesia kian membaik karena ada jalur tol. Hitungan perpindahan produksi dari satu daerah ke daerah lain bisa lebih murah.


“Di wilayah Ring I Jawa Timur, ada beberapa perusahaan yang berniat pindah ke daerah lain. Mereka melirik wilayah yang upah minimum karyawannya lebih rendah. Itu dilakukan agar cash flow perusahaan tetap terjaga,” terangnya.


Maka dari itu, Khofifah kembali meminta kepada pengusaha dan pekerja/buruh bisa berkolaborasi bersama untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19 (aris)