Desa Rengkam Tidak Punya Kantor Desa, Ada Apa...? -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Desa Rengkam Tidak Punya Kantor Desa, Ada Apa...?

2/18/2021

 


GlobalNewsIndonesia.Com- Borong Ntt, Masyarakat Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur mengaku kecewa dengan kepemimpinan Kepala Desa Rengkam Fransiskus Yunsun dimana sampai akhir masa  jabatannya tidak mampu membangun kantor sebagai landasan moral dan kantor sebagai tempat dia bekerja. 


Menjadi hal yang menarik untuk dikaji terkait gaya dan cara kepemimpinan fransiskus di Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur karena Fransiskus Yunsunlah yang bertanggung jawab dengan semua kondisi itu


Sejak Kades Rengkam terpilih menjadi Kades, Aparat Desa Rengkam masih kerja bebas diluar layaknya masyarakat biasa yang tidak terikat oleh aturan dinas.


Mengingat aparat ada insentifnya, idealnya jadwal masuk kantor juga diatur, agar layanan publik tidak terganggu. hal ini harusnya ada pengawasan dari pihak kabupaten dan BPD.


Pertanyaan ini di lontarkan oleh salah satu warga Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur di kediamannya di Ntorang


Saat di temuai media Rabu, (17/2) V.M. salah Satu warga Kampung Ntorang menyamapaikan penyesalannya terhadap kinerja Kepala Desa Rengkam yang kini masa jabatannya akan berakhir pertengahan 2021 ini


Mewakili warga Desa Rengkam V.M menuturkan, "secara Administrasi proses pengelolahan data dan laporan Desa ke Kabupaten itu di kerjakan dimana, "katanya" aparat Desanya ada tetapi tidak berkantor, keseharin mereka diluar sana masih bebas bekerja layaknya petani biasa bebas kekebun dan kemana saja.


"Saya warga Desa Rengkam tidak pernah lihat aparat Desa Rengkam berangkat ke kantor dengan berpakayan kantor layaknya seperti aparat Desa Desa tetangga"


Ada 3 Desa pemekaran dari Desa Rengkam ini semuanya sudah miliki kantor dan jelas terlihat aparatnya berpakayan keki masuk kantor setiap hari


Desa termuda yaitu Desa Compang Raci saja sudah miliki Kantor Desa sementara usia desanya tergolong masih baru.


begitu juga 2 desa lainnya yaitu Desa Golo Lero, dan Desa Tango Molas semua sudah miliki kantor, ke 3 Desa Desa itu adalah pemekaran dari Desa Rengkam dulu sebagai Desa induk",  jelas V.M.


"Kami sebagai Masyarakat akar rumput punya fungsi kontrol langsung terkait kinerja Desa dan pembangunan apa saja yang desa kerjakan


Suara kami melalui media sosial dan jejaringan media lainnya sudah sering kami sampaikan terkait kinerja Kades Rengkam 


Tetapi entahlah pihak kabupaten tau atau sengaja tidak mau tau, dengan semua keluhan warga Rengkam terutama pihak Kecamatan Lamba Leda Timur, karena Rengkam masuk wilayah administrasinya kecamatan Lamba Leda Timur.


Kecamatan tutur V.M. berperan sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah kabupaten dan DPRD Kab Manggarai Timur


Kecamatan punya hak untuk kontrol langsung  terkait kondisi Desa Rengkam, Kapan aparat itu bekerja menjalankan tugas pokok mereka sebagai aparat yang diberi insentif oleh Negara. Tetapi kondisi Desa Rengkam dengan ketiadaan Kantor seolah menjadi jal biasa", cetusny.


"Mohon kinerja kades dan segenap aparat Desa Rengkam di tinjau kembali oleh pemerintah yang berwewenang dengan mendatangi langsung dan berkunjung langsung ke Desa Rengkam jangan hanya menerima laporan di atas kertasnya saja cek bukti fisik pembangunan, cek kantor Desanya ada atau tidak" lanjut V.M.


Berdasarkan informasi yang di himpun dari warga, media mencoba  menghubungi  Kepala Desa Rengkam Fransiskus Yunsun Rabu, (17/2) melalui ponsel peribadinya untuk klarifikasi terkait keluhan warga, tetapi ponsel sang kades tidak bisa di hubungi.


Venomena yang terjadi di Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur merupakan PR berat bagi Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk menjawab fakta di balik data yang terjadi di Desa Rengkam akankah pemerintah kecamatan dan kabupaten akan buktikan, masyarakat tetap menunggu jawabannya.  (Wens)