Pesan Din Syamsuddin Ketua Dewan Pertimbangan MUI Untuk Bangsa


Global News Indonesia-Menyikapi berbagai aksi mahasiswa dan gejolak bangsa ini, tokoh nasional yang juga ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Prof.DR. Din Syamsudin berpesan :
  1. Aksi Protes mahasiswa dan pelajar yg merebak serentak di berbagai kota bukan hal sepele, maka perlu disikapi dengan penuh kepedulian. Aksi tersebut merupakan ekspresi kekecewaan menggumpal terhadap pengabaian akan aspirasi rakyat oleh DPR dan Pemerintah. Sejumlah UU yg disahkan DPR seperti UU ttg KPK, penundaan pengesahan RUU ttg KUHP, dan lain sebagainya menunjukkan DPR dan Pemerintah tidak peduli terhadap aspirasi rakyat, dan mengabaikan mekanisme pembahasan RUU yg bersifat terbuka.
  2. Peristiwa Wamena yg menimbulkan puluhan orang kehilangan jiwa seyogyanya dapat dicegah. Tapi kelambanan dan kealpaan negara dalam mengatasi dan mengantisipasi keadaan  telah menyulut “perang saudara” di antara sesama anak bangsa, hal mana mendorong disintegrasi sosial dan potensial meruntuhkan Negara Bhineka Tunggal Ika.
  3. Aksi Protes mahasiswa dan pelajar yg merasa memiliki keterpanggilan utk pengawasan sosial (social control) utk perbaikan justeru dihadapi oleh aparat keamanan dan penegakan hukum dengan sikap otoriter dan represif. Akibatnya, jiwa  mahasiswa terenggut oleh senjata yg dibeli dengan uang rakyat.
  4. Demi kemanusiaan yg adil dan beradab, dan demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia saya mendesakkan penghentian pendekatan otoriter, represif, dan kekerasan negara atas rakyat warga negara.
  5. Memesankan kepada pemangku amanat, baik DPR maupun Pemerintah, utk mengedepankan pendekatan dialogis persuasif dengan mengakomodasi aspirasi rakyat karena justru itu adalah kewajiban pemangku amanat yakni utk membela dan memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan kepentingan terbatas dari sekelompok orang atau golongan.
  6. Khusus terhadap masalah Papua, Pemerintah perlu bersungguh-sungguh mengatasinya dengan mengintensifkan dialog persuasif dan menciptakan kesejahteraan serta keadilan sosial. Sementara itu, tindak kekerasan apalagi pembunuhan oleh siapapun dan atas nama apapun harus dihentikan. Sesuai amanat Konstitusi, negara harus hadir melindungi rakyat dan segenap tumpah darah Indonesia. Kepada para tokoh agama-agama, khususnya di Papua, agar dapat bersama-sama menghentikan tindakan kekerasan apalagi pembunuhan terhadap sesama, dan mencegahnya berkembang dengan sentimen keagamaan.


Semoga Allah SWT melindungi bangsa Indonesia dari perpecahan dan membuka hati pemangku amanat utk mengemban amanat secara sejati.
Lebih baru Lebih lama