Puisi Untuk NA "Semburat Rindu di Langit Bantaeng" -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Puisi Untuk NA "Semburat Rindu di Langit Bantaeng"

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
2/28/2021




GlobalNewsindonesia.com-Bantaeng, -Setelah KPK tetapkan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr, sebagai tersangka dalam Oprasi Tanggkap Tangan, OTT Minggu (28/2/2021).


Berbagai komentar membanjiri media sosial, Facebook, Tiwtter dan grop WatsApp, ada yang negatif dengan cibiran ada pula yang berkomentar positif dengan doa dan harapan agar sosok yang di kagumi, tabah menjalani proses hukum yang menjeratnya.


Ada pula yang mengapreasiakanya lewat puisi seperti yang dituliskan salah satu warga Kabupaten Bantaeng, Andi Hardianto, Penasaran berikut Puisinya.


Semburat Rindu di Langit Bantaeng


Oleh: Andi Harianto

Gambar Pantai Marina saat senja dan Seruni saat ketika malam memeluknya, begitu indah. 


Walau gelap sekelilingnya, tetap nampak semburat cahaya memoles cantik setiap lekuk bangunan yang dikaryakan karena cinta, ketulusan dan pengabdian.


Satunya lagi, adalah potret taman indah dengan bunga bermekaran di kawasan agrowisata Loka. Namanya, mini Showfarm Bantaeng. Taman itu, adalah kebahagiaan.


Tertarik memostingnya, sebab senja dan malam adalah rindu. Saat, ketika cinta ingin dipersembahkan sepenuhnya.


Saya tidak sekadar menyukai setiap lekuk Bantaeng yang tenang dan indah, tetapi lebih dari itu saya mencintainya. 


Peaceful and beautiful adalah tagline yang dilekatkan Bapak Bupati Bantaeng untuk kampungnya tercinta. Sangat tepat, memang demikian nyatanya.

***


Saat ini mendung sepanjang hari, langit seperti menahan air mata. Siang yang harusnya terik, tak berkutik dengan awan yang menggumpal hitam.


Semalam, memang saya menahan sesak. Memeriksa hati ini yang berlumpur, bernoda. Saya bukan orang suci, sebab itu saya memilih untuk tidak mencela. Mendoakan lebih baik.


Sempat saya mengelus dada ini, serasa ingin menangis, kemudian lirih menyatakan: "Oh, saya patah hati".


Gambar-gambar ini saya posting, sekadar untuk tak melupakan kebaikan para pemimpin Bantaeng yang visioner, mencipta harapan dan mempersembahkan kebanggaan untuk kami rakyatnya.


Beliau-beliau orang baik, bahkan ketika pun aibnya terungkap-itu karena mungkin Allah SWT menginginkannya agar diakhirat kelak aibnya sudah tak tersisa.


Allah menolongnya, walau terlihat dunia teramat kejam terhadapnya. Apakah cobaan, ujian atau konsekwensi, kita belum tahu. Tak elok saya menghakimi.


Sudahlah, saya hanya ingin rindu ini abadi. Tetap akan merindukannya, walau apapun yang terjadi.


Biarkan senja dan malam mengingatkanku bahwa kebaikan tidak untuk dilupakan. Bahkan, seburuk apapun perbuatan ingin menghapusnya.


Mutiara tetaplah mutiara, walau lumpur membenamkannya. 


Bantaeng adalah karya yang akan selalu membuat kita rindu. Jika cinta, kita jaga, kita lindungi.(*)