GlobalnewsIndonesia.com ; Lahat
Sumsel - Memasuki peringatan Hari Kemerdekaan RI pada
17 Agustus 2020 mendatang, geliat penjualan bendera merah-putih dan aneka
spanduk mulai membanjiri Kabupaten Lahat. Bahkan para pedagang yang
berasal dari luar Sumatra pun nekat mencari peruntungan, tak tanggung-tanggung
hasil yang diraih mencapai Rp 3 juta perhari.
Salah satu pedagang bendera asal kota Garut Jawa Barata yang berniaga
di Jalan Letjen Harun Sahar, Firman, mengaku jika dirinnya telah
menjadi penjual bendera musiman sejak 4 tahun terakhir. Dari penjualan
ini, setiap tahun ia mampu meraup keuntungan hingga Rp 2 juta sampai Rp 4 juta.
Dalam hal ini, diakui
Firman, tak hanya menjual bendera, namun juga sejumlah atribut Kemerdekaan
lainnya. Seperti spanduk, umbul-umbul, tirai, dan lain-lain. Dimana, setiap item-nya,
Ia mampu menjual antara 50 hingga 70 persen dari harga modal. Sebagai
gambaran, untuk satu buah tirai merah –putih (background) tenda
Firman hanya membutuhkan modal sekitar Rp70 ribu.
"Alhamdulillah, dengan harga miring dan keuntungannya cukup lumayan.
Seperti background harga 70 ribu, saya jual kisaran harga antara Rp 150
hingga Rp 200 ribu. Begitupula dengan spanduk. Dengan modal Rp15 ribu, bisa
dijual dengan harga Rp 30 sampai Rp 35 ribu,"ujarnya.
Firman
mengungkapkan, setiap menjelang peringatan HUT RI , dirinya bersama beberapa
orang rekannya yang lain sengaja datang dari Garut Jawa Barat untuk
menawarkan berbagai atribut kemerdekaan di sejumlah daerah. Beberapa kota di
Sumatera sendiri, merupakan target utama dalam pemasaran. Seperti Jambi,
Bengkulu, Palembang , hingga Kota Lahat sendiri.
"Alhadulillah, semua ini tidak lepas dari tingginya antusiasme masyarakat
dalam membeli atribut kemerdekaan menjadi salah satu alasan utama. Karena,
kalau di Garut gak bisa dijual mahal, sebab,
Sentral pembuatan bendera ada di sana. Jadi, orang-orang sana
sudah pada tahu harga,”imbuhnya seraya tersenyum lepas.
Ternyata,
rezeki Firman berbeda dari hasil yang didapat Bento warga Provinsi Jabar ini.
Untuk bento sendiri mengaku, dirinya nekad menuju ke Provinsi Sumsel terutama
di Kabupaten Lahat, minat dan rasa Nasionalisme nya masih sangat tinggi. Namun, ketika hendak menuju ke Bumi Seganti Setungguan ini, tiba tiba
seluruh Provinsi di Indonesia terserang wabah penyakit Covid 19. Sehingga,
mengakibatkan dari perjalanan terganggu, dan mengalami keterhambatan.
"Kami rombongan
datang ke Lahat mas. Ngontrak di Kelurahan Bandar Agung. sampai ke Lahat
sejak tanggal 25 sampai 26 bulan kemarin. Selama perjalanan, kami disibukkan
oleh semua petugas masing masing daerah, membuat kami sempat susah melintas
untuk menuju Kabupaten Lahat,"
Dijelaskannya, perbedaan
tahun tahun sebelumnya dengan tahun ini sangat jauh sekali. dan bisa dibilang
perbedaan pendapatan hasilnya mungkin 50 persen. Sehingga, hasil pendapatan
selama berjualan bendera dipotong bayar kontrak, makan setiap Masih mengocek
keuntungan Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.
"Kami berempat
mas, datang dari Garut sejak tanggal 25 bulan kemarin, dan mungkin kembali lagi
ke Garut sekitar tanggal 14 atau 15 nanti. Alhamdulillah, setiap harinya
kelakukan bendera 10 sampai 15 orang yang berbelanja. Jadi, dalam satu hari
kelakukan dari menjual berbagai atribut bendera bisa Rp 150 ribu hingga Rp 200
ribu,"pungkasnya.(Kyung)