Enam Himpunan Mahasiswa RUAK dan Reusam Institue Laksanakan Nobar dan Diskusi BaraDwipa -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Enam Himpunan Mahasiswa RUAK dan Reusam Institue Laksanakan Nobar dan Diskusi BaraDwipa

1/13/2022

 


Globalnewsindonesia.com,- Banda Aceh - Enam Himpunan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang terdiri dari HMP-BK, HMPS PFS, HMPS MPI, HMP PKM, HMPS PGMI dan  HIMMAPTIKA yang berkolaborasi bersama RUAK dan Reusam Institute melaksanakan Nobar & Diskusi Film Dokumenter BaraDwipa yang diproduksi oleh WatchDoc.


Kegiatan tersebut dilaksanakan di Laboratorium Optik Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar Raniry, pada Rabu,12/01/2022.


Koordinator acara, Hafiz Rizki mengatakan bahwa agenda ini berorientasi pada optimalisasi kepekaan para mahasiswa/i dalam mengawal persoalan lingkungan hidup dan terlibat dalam ragam aksi pencegahan kerusakan lingkungan.


“Delapan lembaga yang tergabung dalam forum nobar, diskusi, berikut dengan kajian aksi BaraDwipa ini menjadikan Mahasiswa/i sebagai target utama dalam mengakomodir persoalan lingkungan dan sebagai pewaris alam yang harus memiliki kepedulian terhadap kondisi lingkungan mereka,” Ujar Hafiz


Menurutnya, para Mahasiswa/i tidak boleh mengabaikan perihal kerusakan lingkungan, terkhusus dampak yang timbul dari Perusahaan Batubara. Sebab, kerusakan alam saat ini akan berdampak besar dan berkelanjutan bagi generasi selanjutnya.


Kegiatan Nobar & Diskusi ini dihadiri oleh dua Pemantik diskusi, yakni Bapak Iping Rahmat Saputra, S.IP., M.Sc selaku Dosen Resolusi Konflik Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Abangda Musrafiyan, S.H, selaku Koordinator RUAK dan Founder Reusam Institute yang berbagi pengalaman soal advokasi persoalan tambang dan isu kerusakan lingkungan di Aceh.


Hafiz mengatakan bahwa BaraDwipa merupakan salah satu film dokumenter yang membedah kasus persoalan lingkungan yang tidak banyak dipublikasi media. Dimana dalam pengoperasiannya, pemerintah hanya menilai besaran investasi yang dihasilkan. Namun, mengabaikan terhadap dampak buruk yang lebih banyak dirasakan.


“Bayangkan polusi dari perusahaan batu bara yang telah beroperasi bertahun-tahun mengancam kesehatan warga setempat terkhusus gangguan pernafasan bagi anak-anak. Sehingga menyebabkan warga setempat yang telah tinggal bertahun-tahun terpaksa harus berpindah ke lokasi lain dengan minimnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan,” Tutup Hafiz.


Sehingga daripadanya, melalui Nobar & Diskusi ini diharapkan dapat melahirkan pemikiran-pemikiran kritis, kesamaan perspektif dan pergerakan kolektif secara berkesinambungan sebagai upaya dan aksi menyelamatkan lingkungan hidup dari ancaman perusahaan Batubara dan beralih pada energi bersih terbarukan. (Rizki)