Turis Komplain, Kami Datang Lihat Alam Bukan Bangunan Di Labuan Bajo -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Turis Komplain, Kami Datang Lihat Alam Bukan Bangunan Di Labuan Bajo

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
8/07/2021
Tanan Nasional Komodo, Labuan Bajo, NTT 


GlobalNewsIndonesia.Com- Labuan NTT, --Proyek pembangunan di Taman Nasional (TN) Komodo ternyata membuat turis kecewa. Pasalnya mereka ingin menikmati alam bukan bangunan.


Pelaku wisata Labuan Bajo Alexander Pelung, menyampaikan kegelisahan turis itu dalam webinar TN Komodo dalam Bahaya pada Kamis (5/8/2021). Alex bercerita para turis yang datang ingin menikmati Komodo sebagai lokasi konservasi bukannya wisata mewah yang saat ini diproyeksikan pemerintah.


"Jangankan bangunan yang dilakukan pengusaha sekarang, bangunan kecil saja mereka bertanya-tanya, kok ada bangunan? Apalagi dengan bangunan yang sekarang begitu besar kemudian setelah saya lihat masterplannya, nanti itu sangat merusak alam di TN Kamodo itu sendiri," katanya.


"Sekarang tamu-tamu yang datang ini pada komplain dengan keberadaan Taman Nasional dimana klaim mereka untuk mendirikan bangunan-bangunan yang begitu megah.


Sangat kontra sekali dengan TN Komodo sementara itu adalah kawasan konservasi," lanjutnya.


Menurut Alex, pembangunan wisata Jurassic park di pulau Rinca dan pusat kuliner di Pulau Padar dan Pulau Komodo saat ini sudah menyalahi status TN Komodo sebagai situs warisan dunia UNESCO. TN Komodo adalah pusat konservasi komodo.


Berbagai upaya sudah dilakukan Alex dan para aktivis Manggarai Barat untuk mencegah pembangunan mega proyek di TN Komodo. Sayangnya, protes mereka tak didengar.


"Kami sudah demo beberapa kali di Manggarai Barat di Labuan Bajo untuk penolakan itu. Jangankan dia lakukan sekarang, sementara rencana dia sejak awal itu kita sudah lakukan demo penolakan tentang itu.


Sekarang sudah berjalan pembangunan di Pulau Rinca, UNESCO baru tanggapi sekarang," ujarnya.


"Banyak aktivis kita di Labuan Bajo sampai terjun lapangan untuk mencabut patok-patok yang sudah ditanam di sana.


Jadi saya akui itu semua, saya apresiasi pada teman-teman yang sudah bekerja keras tapi rupanya itu tidak dihiraukan oleh pemerintah," kata Alex


Sebelumnya, UNESCO melalui Konvensi Komite Warisan Dunia mengeluarkan rekomendasi yang berisi permintaan untuk menghentikan sementara proyek infrastruktur di TN Komodo.


Rekomendasi itu tertuang dalam Surat Keputusan World Heritage Committee yang mengadakan pertemuan secara online dari tanggal (16-31 Juli 2021) di Fuzhou, China.


"Mendesak Negara (Indonesia) untuk menghentikan semua proyek infrastruktur pariwisata di dalam dan sekitar properti yang berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasa hingga Amdal yang direvisi diajukan dan ditinjau oleh IUCN," demikian bunyi keputusan Komite Warisan Dunia Unesco Nomor 44 COM 7B.93, seperti dikutip detikTravel, Minggu (1/8/2021).


Menurut UNESCO, proyek infrastruktur untuk pariwisata baik di dalam dan sekitar TN Komodo, berpotensi berdampak buruk pada nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV).

(WA)