Sumur Tua Saksi Sejarah Terbentuknya Raja dan Kerajaan Bantaeng Butta Toa -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Sumur Tua Saksi Sejarah Terbentuknya Raja dan Kerajaan Bantaeng Butta Toa

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
1/05/2020


GlobalNewsindonesia.com-Bantaeng; Muking anda sering menjumpai sumur kecil seperti ini. Namun di saman yang serba digital saat ini mukin sudah tak banyak lagi.

Sumur kecil ini terletak di Kelurahan Onto Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, sekitar 10 kilometer dari ibu kota Kabupaten, yang dikenal dengan nama Bungun Salapan Sumur 9 jaraknya dekat dengan jalan poros kira-kira sekitar lima hasta, hanya saja sumur tua seiring zaman kini yang nampak tinggal Satu, konon katanya dulu ada sembilang.

Uniknya sumur ini air,nya tak pernah keruh dan selalu jernih dan selalu memiliki Air yang cukup walaupun musim kemarau Masyarakat setempat kadang ada yang ambil Air dari Sumur tua ini, hanya saja semenjak ada program PANSIMAS sumur ini tak lagi di pergunakan kata masyarakat setempat.

Mukin anda tidak percya bahwa sumur yang satu ini adalah sumur yang menjadi saksi sejarah terbentuknya cikal bakal di lantiknya (Karaeng) Raja Bantaeng kala itu, menurut sejarah aksara tradisional bugis makassar (lontara) Bantaeng ada sekitar 500 masehi 1254 tahun silam.

Pada saat diskusi kampung Budaya yang digagas komunitas pakampong tulen KOMPLEN (21/12/19) Drs. Imran Massualle, budayawan Kabupaten Bantaeng dari beberapa referensi dijelaskan, bahwa di Mamapang Runganya terdapat Bungun salapang Salu cenranaya, artinya sumur sembilang talang dari Bambu

Disinilah di temukan sosok taumanurung yang sedang mandi kemudian diminta oleh, Tu tujua, tau tujuah untuk diangkat pa'lalangan (Raja) atas petunjuk Batara (Nur cahaya) pada waktu bersemedi di Onto.

Konon katanya pada saat itu terjadi dialeg antara tau manurunga dengan tau tujua antara lain, Rampang Onto, Kare bissampole, Gantarangkeke,Mamampang,  Katapang, Sinoa dan Lawi-lawi

Kemudian Tutujua menjelaskan maksud kedatanganya untuk mengankatnya menjadi Raja;

",Eroja nu angka ajari karaeng, mingka nakkepa Angin naikau leko Kayu. Nakke pa Jenne naikau Sampara mammayu"kata Tumanurung kemudian di balas oleh tutuja yang di wakili kare Bissampole,

"Kutarima papalanu, Kualleko Pamajiki takualleko Panggodi, Ku alleko tambara, taku alleko Racun" artinya, Saya terima permintaan mu, Saya angkat kau sebagai Raja (Karaeng) untuk mendatangkan Kebaikan, sebagai Obat dan bukan sebagai Racun" jawab Kare

Maka jadilah Tau Manurungan menjadi Raja(karaeng) bagi Tau tujuh ri Onto kala itu dan terjadilah mukjizat sejauh mata memandang maka berubalah lautan menjadi daratan.(Bersambung) Abm