Global News Indonesia; Media sosial sejatinya digunakan untuk hal-hal positif dan memberikan informasi yang telah teruji kebenarannya.
Pengguna Medsos harus lebih bijak didalam menyebarkan informasi-informasi yang akan meresahkan masyarakat. Baiknya sebelum menyebarkan informasi ke publik, harus kita verifikasi terlebih dahulu kebenaran dari informasi tersebut.
Dari pantauan redaksi Global News Indonesia, beberapa hari ini beredar pesan berantai di media WhatsApp tentang himbauan mematikan peralatan elektronik, pesa-pesan berantai yang bernada
"Malam ini antara jam 00:30 pagi hingga 3.30 pagi pastikan off hp, laptop dll, dan jauhkn dari badan anda. TV Singapure telah mengumumkan berita tersebut. Tolong beritahu keluarga dan sahabat-sahabat anda.
Malam ini antara jam 00:30 pagi hingga 3.30 pagi bumi kita akan menghadapi radiasi yang paling tinggi. Pancaran cahaya Cosmic akan melintasi dekat dengan bumi. Oleh sebab itu offkan hp dan elektronik lainnya, jauhkn dari badan anda sebab akan menyebabkan kita mendapat efek radiasi yang berbahaya.
Boleh lihat di google dan NASA dan berita BBC. Bagikan pesan ini kepada keluarga, teman, sahabat, dan juga anak istri anda. Anda akan menyelamatkan nyawa banyak orang dengan berbuat demikian. Semoga bermanfaat"
Itula pesan-pesan berantai yang ramai tersebar di media sosial, hampir setiap tahun pesan-pesan yang senada selalu berseliweran di account-account medsos.
Dilansir dari portal tribunsumsel.com, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Lembaga Penerbangana dan Antariksa Nasional (LAPAN), Jasyanto membenarkan adanya informasi berantai yang tersebar melalui watshapp.
Tetapi dapat kami nyatakan, Soal mematikan alat elektronik sehubungan radiasi tinggi malam ini adalah hoax atau tidak benar. Ujar Jasyanto.
Dalam penelusuran kami di situs Wikipedia, sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer Bumi.
Sinar kosmik dapat berupa elektron, proton dan bahkan inti atom seperti besi atau yang lebih berat lagi. Kebanyakan partikel-partikel tersebut berasal dari proses-proses energi tinggi di dalam galaksi, misalnya seperti supernova.
Dalam perjalanannya, sinar kosmik berinteraksi dengan medium antarbintang dan kemudian atmosfer Bumi sebelum mencapai detektor. Hampir 90% sinar kosmik yang tiba di permukaan Bumi adalah proton, sekitar 9% partikel alfa dan 1% elektron.
Salam Global