Dari 'Texas' ke Negeri Aman: 5 Tahun Prestasi Bupati H. Joncik Muhammad Turunkan Kriminalitas 90%, Warga: 'Lanjutkan Perlindungan untuk Masa Depan Kami'



GNI, Empat Lawang Sumatera Selatan; Lima tahun lalu, Kabupaten Empat Lawang masih terjebak dalam bayang-bayang julukan “Texas” yang sarat ketakutan. Kini, di bawah kepemimpinan Bupati H. Joncik Muhammad, kabar buruk itu mulai tergantikan oleh cerita optimisme. Data terbaru Kepolisian Daerah mengungkapkan, tingkat kriminalitas di wilayah ini merosot tajam hingga 90% dalam kurun lima tahun terakhir. Salah satu kunci keberhasilan ini adalah kehadiran Polisi Desa (Poldes) yang tersebar di 147 desa.


Satu pos di tiap desa, menjadi penjaga yang tak hanya mengawal keamanan, tetapi juga membangun kepercayaan warga. “Dulu malam hari seperti hantu, kami takut keluar rumah. Sekarang, anak-anak bebas bermain, orang tua pun tenang,” ujar Bu Darmi, warga berusia 54 tahun, sambil tersenyum melihat anak-anak berlarian di lapangan.  


Bagi Bupati H. Joncik Muhammad, program Poldes bukan sekadar kebijakan, melainkan janji untuk mengembalikan martabat daerah. “Kami ingin setiap sudut Empat Lawang terjangkau rasa aman. Poldes adalah perpanjangan tangan kami di pelosok desa,” tegasnya dalam sebuah dialog bersama Redaksi GNI. Ke depan, ia berencana meluncurkan program unggulan baru: pemasangan 147 CCTV yang akan terintegrasi dengan sistem keamanan Kepolisian Kabupaten Empat Lawang. “Ini akan menjadi langkah revolusioner. Kami sedang menyusun skema kerja sama dengan kepolisian untuk memastikan teknologi ini bisa memantau titik rawan secara real-time,” tambahnya.  


Kini, ketika sang Bupati resmi mencalonkan diri untuk periode kedua, harapan masyarakat pun mengalir deras. Di pasar tradisional, seorang pedagang berusia 60 tahun, Pak Hasan, berkisah: “Dulu, preman sering memalak. Sekarang, saya bisa pulang larut malam tanpa rasa takut. Jika Pak Joncik lanjut memimpin, saya yakin program CCTV ini akan semakin memperkuat keamanan kami.” Semangat serupa disuarakan Rudi, koordinator pemuda setempat: “Poldes sudah buktikan kerja nyata. Dengan tambahan CCTV, kami berharap Empat Lawang jadi contoh daerah yang maju dan terlindungi.”  


Meski optimisme menguat, sebagian warga di daerah terpencil masih menyampaikan aspirasi. “Kami butuh lebih banyak personel Poldes di malam hari,” keluh Iis, warga yang tinggal di area perbatasan. Menanggapi hal ini, Bupati H. Joncik Muhammad menjanjikan sinergi lebih masif: “Jika diberi amanah lagi, selain menambah personel, kami akan prioritaskan pemasangan CCTV dan pelatihan teknologi bagi Poldes. Kolaborasi dengan kepolisian adalah kuncinya.”  


Di balik angka statistik, ada kisah-kisah yang menyentuh hati. Seperti cerita Sari, mahasiswi yang kini tak ragu pulang ke Empat Lawang setelah lima tahun merantau. “Orangtua dulu selalu khawatir saya keluar sendirian. Sekarang, mereka tenang karena ada Poldes. Kalau nanti CCTV sudah terpasang, pasti rasa aman ini akan semakin lengkap,” ujarnya dengan wajah berbinar.  


Masyarakat sadar, perjalanan menuju “kabupaten idaman” belum usai. Tapi, lima tahun terakhir telah membuktikan bahwa perubahan mungkin terjadi. “Kami tak mau julukan ‘Texas’ kembali menghantui. Dengan Pak Joncik, kami yakin program CCTV dan penguatan Poldes akan membuat Empat Lawang semakin solid. Investasi datang, lapangan kerja terbuka, dan keluarga pun bangga menjadikan Empat Lawang sebagai rumah,” kata Mulyadi, tokoh masyarakat yang mewakili suara ribuan warga.  


Saat senja menyapa perbukitan Empat Lawang, para anggota Poldes bersiap berpatroli. Mereka adalah simbol harapan baru: bahwa keamanan bukan lagi mimpi, tetapi warisan untuk generasi mendatang. Bagi H. Joncik Muhammad, dukungan warga adalah energi terbesar. “Kami tak akan berpuas diri. Estafet ini harus terus berlanjut agar Empat Lawang menjadi contoh keberhasilan kolaborasi rakyat, teknologi, dan pemimpin yang berpihak,” pungkasnya penuh keyakinan.  (Redaksi)

Lebih baru Lebih lama