Globalnewsindonesia.com- Pagar Alam; Menjelang Pilkada 27 November 2024, suhu perpolitikan di Kota Pagar Alam kembali memanas dengan aksi pengrusakan baliho para bakal calon kepala daerah. Fenomena ini menjadi sorotan karena menodai proses demokrasi yang seharusnya berjalan damai dan terbuka.
Hingga kini, belum jelas apa yang memicu pengrusakan alat peraga kampanye tersebut. Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas tindakan tersebut, namun yang pasti, peristiwa ini mencederai prinsip-prinsip demokrasi yang diusung oleh negara kita. Puluhan baliho pasangan Hepy-Efsi sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Pagar Alam, telah dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menurut data yang dihimpun, aksi pengrusakan ini sering terjadi di lokasi-lokasi yang sepi dan jauh dari pemukiman warga. Tindakan ini mendapatkan kecaman keras dari tim pemenangan kandidat, terutama mereka yang akan berkontestasi di Pilkada Pagar Alam.
Irawan Barusin, SE, Ketua Tim Pemenangan pasangan Hepy-Efsi, menegaskan bahwa politik seharusnya mengedepankan kesejukan, perdamaian, dan strategi kampanye yang beretika, bukan kekerasan. "Pagar Alam adalah kota yang dikenal damai dan aman. Aksi merusak baliho ini mencoreng citra demokrasi yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan, bukan kebencian," ujar Irawan.
Ia juga optimis bahwa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pagar Alam akan bertindak tegas untuk mengusut tuntas siapa di balik aksi ini.
Ketua Bawaslu Kota Pagar Alam, Nurweni, menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan ketat dengan menyebar tim Panwascam dan PKD (Pengawas Kelurahan/Desa) di daerah-daerah rawan pengrusakan baliho. Langkah ini dilakukan untuk menjaga integritas proses pemilihan dan mengamankan jalannya pra-pilkada.
"Kami sangat menyayangkan ulah oknum yang merusak baliho para bakal calon kepala daerah di Pagar Alam. Jika pelaku tertangkap, kami tidak akan ragu menindak tegas bersama pihak berwajib," tegas Nurweni. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bijak dalam berdemokrasi dan menjaga kedamaian kota.
Pengrusakan baliho ini bukan hanya soal materi yang hilang, tetapi juga mencerminkan degradasi moral dalam dunia politik. Semua pihak diharapkan tetap menjaga suasana kondusif agar Pilkada di Pagar Alam bisa berjalan dengan damai dan demokratis, sesuai dengan harapan seluruh warga kota.