Header Ads Widget

Kehadiran UNHAS Bagian Dari Pentaheliks Pariwisata



Globalnewsindonesia.com,- Makassar- Menindaklanjuti pertemuan pekan lalu di Lantai 8 Gedung Rektorat UNHAS (Universitas Hasanuddin) Makassar, pihak UNHAS melakukan koordinasi ke Disbudpar Sulsel (Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selata). Tepatnya Senin (07/02/22) di Ruang Kerja Kadisbudpar Sulsel, Gedung MULO, Kota Makassar.


Kembali membahas teknis pelaksanaan program KKN Tematik Desa Wisata yang digagas Kadisbudpar Sulsel, Muhammad bersama jajarannya untuk membangkitkan sektor pariwisata sekaligus upaya mendukung pengembangan Desa Wisata (Dewi) pada 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.


Salah satu hal mencuat, keinginan UNHAS untuk memberikan pelatihan khusus kepada Pengelola Desa Wisata dan juga masyarakat yang ada di wilayah administratif desa bersangkutan. Terutama kata Dosen Departemen Sastra Indonesia FIB (Fakultas Ilmu Budaya) UNHAS Makassar, St Nursaadah, mengenai kesantunan menerima dan menjamu wisatawan.


"Mungkin harus ada pelatihan kesantunan berbahasa. Pertama pengelola tentunya baru masyarakatnya,"ujar Nursaadah.


Perlu diberikan pendampingan dan pengawasan yang diawali dengan pelibatan mahasiswa turun ke Desa Wisata membagi ilmu yang telah didapatnya selama di kampus, khususnya mahasiswa FIB. Mahasiswa jurusan lainnya terjun dengan bidang keilmuannya masing-masing.


"Itu yang Saya maksud Prof, kesantunan berbahasa di dalam pariwisata. Dia (wisatawan) juga bisa mengenal kesantunan kita, mengenal budaya kita," tuturnya kepada Prof Jufri.


Sementara Akin Duli selaku Dekan FIB yang memimpin rombongan menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan maksimal terhadap program yang akan melibatkan UNHAS.


"Kami datang untuk membahas teknis program ini. Inshaa Allah kita mendukung sepenuhnya pelaksanaan KKN Tematik ini," ungkapnya.


Bahkan Tadjuddin Maknun selaku Dosen Budaya dan Semiotika Sosial FIB berharap Desa Wisata ke depan akan menjadi media pembelajaran bagi masyarakat umum dan berbagai pihak lainnya. Tak hanya pada sisi pariwisata, namun bagaimana Desa Wisata memberi gambaran kebudayaan sebenarnya yang kental akan kearifan lokal, nilai budaya, dan peradaban.


Saat diterima Kadisbudar Sulsel yang didampingi Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana, Prof Akin mendorong untuk lebih menguatkan lagi gerakan literasi melalui kerja sama tersebut. Bahwa masyarakat bersama pengelola harus sadar akan pentingnya pariwisata dalam meningkatkan perekonomian.


Direspon baik Prof Jufri yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel. Pariwisata tentu saja tidak bisa bangkit dengan hanya membebankan tanggung jawab kepada OPD tertentu, bahkan Pemerintah semata.


"Sudah menjadi kepedulian bersama untuk membangkitkan dan memajukan pariwisata yang kami yakini paling terdampak Pandemi COVID-19. Kami bersyukur, UNHAS sudah datang membangun komunikasi,"pungkasnya.


Perguruan tinggi merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya memajukan sektor pariwisata. Tourism Pentahelix (pentaheliks pariwisata) jelas menyebutkan akademisi (Academician) salah satu unsur disamping masyarakat atau komunitas (Community), pemerintah (Government), Pelaku Usaha (Business), dan Media.(Red)