Header Ads Widget

Prof Jufri: Subsektor Fashion dan Kuliner Diperhatikan

GlobalNewsIndonesia.com- Makassar. Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel), Muhammad Jufri hadir menyapa peserta Workshop Fashion 2021. Kurang lebih 50 orang mengikuti event yang dilaksanakan di Grand Tulip Hotel, Kota Makassar itu.


Kedatangan Muhammad Jufri pada Rabu pagi (24/11/21) rupanya tidak disangka-sangka. Rundown acara jelas tidak mencantumkan dia bakal hadir.


Jufri menyampaikan bahwa fashion dan kuliner menjadi perhatian penuh. Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Disbudpar Sulsel terus mengupayakan dua subsektor itu dapat bangkit pasca digebrak Pandemi COVID-19.


_"Memang, perhatian kita tertuju pada dua subsektor pada sektor ekonomi kreatif yaitu subsektor fashion dan kuliner. Subsektor lainnya ada per-filman, sudah masuk disitu entertainment, ada animasi dan juga subsektor video, fotografi," pungkasnya._


Dengan dalih seperti itu, Jufri mengaku tidak nyaman jika kegiatan yang bertautan langsung pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tidak dihadirinya. Dia sengaja membangun interaksi melalui hubungan kebersamaan dengan peserta yang mana berasal dari Kabupaten dan Kota di Sulsel.


_"Bukan saatnya lagi kita berkompetisi. Sekarang itu kita harus maju bersama, tidak dengan kesuksesan sendiri-sendiri, sementara yang lain, apalagi teman kita ditinggal jauh," imbuh Jufri._


Karenanya dia mengajak peserta workshop yang didominasi kalangan perempuan itu untuk sharing informasi, pengetahuan, pengalaman, dan potensi lainnya. Jufri menyebutnya kolaborasi tingkat dewa karena jika pola itu dijalankan besar kemungkinannya akan melahirkan kreator-kreator baru yang lebih banyak dengan sebaran yang luas pula.


_"Ya, jangan sampai teman kita malah tidak tahu, tidak maju-maju karena kita yang menghadangnya. Saya berharap sebelum workshop ini berakhir, sudah ada group WA (WhatsApp), jadi kita bisa tukar-tukar ilmu walau berjauhan," pinta dia._


Kadisbudpar Sulsel melanjutkan, telah menjadi amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif agar Pemerintah memberi perhatian khusus kepada Industri Ekonomi Kreatif (Ekraf) beserta Pelaku Ekraf di dalamnya. Pelatihan yang berlangsung sejak 22 hingga 24 November 2021 itu salah satu langkah konkrit Disbudpar Sulsel memberi perhatian sekaligus bentuk kepedulian untuk memajukan fashion dan kuliner di Sulsel.


_"Hari ini workshop untuk angkatan pertama ini akan berakhir, Saya harap ini tidak selesai sampai di pelatihan ini saja. Sebentar sore masuk lagi untuk angkatan kedua," tuturnya._


Adapun subsektor dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019, sebagaimana dikutip rinciannya pada laman website resmi Kemenparekraf/Baparekraf RI (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, terbagi menjadi 17 subsektor.


Adalah subsektor pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.


Untuk bisa menjadi unggulan di dunia bisnis, Pelaku UMKM kata Jufri mesti memegang prinsip "different". Bahwa produk yang dihasilkan berbeda dengan produk lain sehingga konsumen akan menemukan sesuai kebutuhan dan 


_"Punya produk itu buatlah yang unik, sama juga nama usahanya ya, tiga kata sudah membuat kita bingung menghafalnya. "Different make it different", perbedaan akan selalu menghasilkan sesuatu yang beda," ujar Prof Jufri._


Kembali dia menegaskan bahwa berbicara pariwisata dan ekonomi kreatif, wajib hukumnya melibatkan seluruh stakeholder. Kerap disebut tourism pentahelix yang mencakup ekosistem terpadu nan apik dengan tugas dan peran berbeda tapi saling menguatkan.


Jufri saat itu menyerahkan paket mesin jahit dan sertifikat kepada perwakilan peserta. Tampak hadir pula sejumlah Kepala Desa yang mendampingi peserta workshop dari daerah asalnya. (*)