GlobalNewsindonesia.com- Makassar, -- Dewan Pengurus Daerah Association of Hospitality Leaders Indonesia (DPD AHLI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyambangi Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel, Muhammad Jufri di Gedung Mulo, jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kota Makassar. Tepatnya Selasa siang, 2 November 2021 yang dipimpin Sjaiful Bahri selaku Ketua.
Bersamanya turut pula beberapa pengurus dengan tujuan utama ingin menyampaikan secara langsung jika DPD AHLI amat siap berkontribusi terhadap pengembangan kepariwisataan di daerah ini.
_"Kami datang kesini untuk bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pariwisata," tegas Sjaiful kepada awak media
Diketahui AHLI belum lama terbentuk, lahir dalam sebuah moment deklarasi sekaligus pengukuhan pengurus baik DPP (Dewan Pengurus Pusat) maupun DPD. Tanggal 27 September 2021 dipilih sebagai bentuk kepedulian dan perhatian terhadap dunia pariwisata.
Yang mana Senin itu bertepatan dengan peringatan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day). Sjaiful mengatakan, saatnya semua elemen bersatu, bangkit dan juga membangkitkan kepariwisataan yang sempat terpuruk selama kurang lebih dua tahun.
_"Jadi tujuan kami juga kesini, karena kami ini baru. 27 September itu baru diresmikan, pas bersamaan Hari Pariwisata Dunia," ungkapnya._
Malah disebutnya, beberapa Pelaku Industri Pariwisata kolaps (jatuh) karena dihantam badai dasyat yang membuat terjadinya pembatasan-pembatasan. Sementara dunia pariwisata lekat dengan terbukanya semua pintu masuk ke suatu daerah agar wisatawan leluasa mengunjungi destinasi wisata.
_"Di masa Pandemi ini kalau kita tidak berkolaborasi, tidak meningkatkan Sumber Daya Manusia yang vakum sekarang, pariwisata itu tidak akan berkembang," pungkasnya._
Lanjut memberikan keterangan dalam wawancara ekslusif bersama AMBAE usai audiensi, Sjaiful sangat bersemangat untuk melakukan gebrakan-gebrakan di awal kehadiran AHLI. Baginya mulai bangkitanya kepariwisataan di era New Normal ini memberi peluang besar kepada setiap asosiasi untuk mengambil peran.
Terlebih saat seluruh pintu-pintu masuk Indonesia sudah dibuka selebar-lebarnya. Sejak dini kata dia, mesti disiapkan segala pendukung mulai amenitas, aksesibilitas hingga atraksi.
_"Kalau memang kita diundang dari dinas provinsi (Disbudpar Sulsel), Inshaa Allah kami siap kesana dan memberikan kontribusi untuk masing-masing Kabupaten/Kota," kunci Ketua DPD AHLI Sulsel._
Pernyataan itu sebagai respon sekaligus menantang balik atas tantangan Jufri kepada DPD AHLI Sulsel untuk turut meramaikan Rapat Koordinasi (Rakor) yang akan dihelat 9 November mendatang. Di mana Disbudpar Sulsel bakal mendudukkan seluruh Kepala Dinas Pariwisata dan juga Kebudayaan yang ada di 24 Kabupaten dan Kota.
Tak lain ingin menerima segala masukan dari daerah dalam menentukan arah kebijakan ke depan. Jufri pun meminta AHLI hadir, paling tidak ada bahan informasi seperti apa itu AHLI dan apa yang bisa dikerjasamakan kepada daerah.
_"Inshaa Allah tanggal 9 kami jadwalkan akan ada Rakor, bertemu seluruh Kadis Kabupaten/Kota. Kalau bisa minimal Bapak bikin brosur singkat kayak leaflet mungkin kita letakkan di acara tanggal 9. Bapak-bapak ini akan menjadi sumber daya yang mereka bisa gunakan untuk membangkitkan kepariwisataan di daerahnya masing-masing," tantang Jufri._
Kalau perlu kata Professor kelahiran Kabupaten Kepulauan Selayar itu, Disbudpar Sulsel terbuka bekerja sama penuh dengan AHLI pada 5 bidang yang ada. Pertama Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata yang mana saat itu turut hadir yakni Bruno S Rantetana selaku Kepala Bidang.
Kedua Bidang Pengembangan Destinasi, Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif, Bidang Sejarah dan Cagar Budaya dan terakhir Bidang Pengembangan Pemasaran. Selain itu ada UPT (Unit Pelaksana Teknis) Museum dan Taman Budaya, UPT Museum Mandala dan Societeit de Harmonie, dan UPT Taman Budaya Benteng Somba Opu.
_"Kekuatan kami di Disbudpar membangun komunikasi. Saya bersyukur dan berterima kasih dengan kedatangan teman-teman, Bapak-bapak dan Ibu-ibu dari DPD AHLI Sulsel, begitu juga asosiasi lainnya karena semestinya Saya-lah yang datang mencari seluruh asosiasi," tuturnya._
Lantas, AHLI dan seluruh asosiasi pariwisata disebutnya sangat berpotensi untuk meningkatkan kepariwisataan di tengah Pandemi hingga pasca Pandemi COVID-19. Tiga hal penting yang kerap disampaikan, dilakukan untuk membenahi kepariwisataan kata Jufri, salah satunya membutuhkan andil asosiasi.
Satu diantaranya terkait permodalan. Jufri menyampaikan, selama Pandemi, industri pariwisata dan industri kreatif mengalami kemerosotan dan kewalahan menangani keuangan. Modalnya habis terkuras dengan biaya operasional yang notabene nyaris tidak ada pengunjung ke hotel ataupun misalnya produksi pembuatan kue terhenti.
_"Dibenak Saya, bagaimana berkomunikasi dengan teman-teman di jasa keuangan, permodalan usaha kecil untuk memberi suntikan dana kepada Pelaku Industri Kreatif dan Pelaku Industri Pariwisata. Lagi-lagi butuh pelatihan yang begini, bagaimana mengajari mereka membuat proposal, menghitung laba rugi, membuat dan mengatur manajemen keuangan. Ini bagian asosiasi," terang Jufri._
Optimisme selalu dikedepankan Prof Jufri, apalagi dengan pernyataan sikap AHLI bersama asosiasi yang lainnya. Dia juga menyinggung komitmen DPD ASITA sebagaimana pertemuan dirinya dengan jajaran ASITA pada Musda ke-XIII baru-baru ini.
_"Apapun kita harus optimis dari permasalahan yang kita hadapi. Jumlah penerbangan misalnya, hari ini mungkin lebih tinggi lagi, angkanya beberapa hari lalu mencapai 12 ribu lebih penumpang masuk ke Sulawesi Selatan, itu sehari ya," ujarnya._
Peningkatan yang signifikan itu diyakini Jufri sebagai angin segar untuk menghidupkan kembali kepariwisataan. Dari 12 ribu penumpang, besar kemungkinan ada wisatawan dan hari ini telah berkunjung ke sejumlah destinasi yang ada di Sulsel. (*)