GlobalNewsindonesia.com-Bantaeng, -Perusahaan smelter PT Huadi Nickel Alloy di Kabupaten Bantaeng menjadi sorotan oleh Koalisi Pemerhati Ketenagakerjaan (KAPEKA) dimana sebelumnya mengelar aksi di DPDR Kabupaten Bantaeng Sulsel, Senin, (1/3/2021) lalu.
Pemerhati Tenagakerja KAPEKA mendesak PT. Huadi Nikel Alloy agar segera menyelesaikan kewajibannya kepada tujuh orang karyawan yang telah di PHK
Aksi ini ditindak lajuti oleh Ketua DPRD, Hamsyah Ahmad bersama Anggota Komisi B yang dihadiri oleh Ketua fraksi partai Gerindra, Didik Sugiharto, Hasriyudi dari fraksi PPP, dan H.Rahman Tompo dari fraksi PKS. Untuk mendegar penjelasan pihak PT.Huadi Kamis,(4/3/21)
Komisi B memanggil pihak PT. Huadi guna mencari solusi terkait permasalahan dari para karyawan yang tidak dibayarkan pesangon yang diduga di PHK secara sepihak.
Menurut Anggota Komis B Didik Sugiharto, telah memanggil pihak PT. Huadi yang diwakili Kabag Hukum ketenagakerjaan dari hasil dengar pendapat yang telah dilakukan mengatakan, sampai saat ini pihak PT. Huadi belum mengiakan atas tuntutan KAPEKA untuk menuntaskan membayarkan seluruh karyawan yang di PHK.
Sebelumnya juga kita telah dilakukan RDP ( Pertemuan Dengar Pendapat ) lintas komisi yang dihadiri oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (DTKP) bersama Kabag Hukum, Pengawas Ketenagakerjaan dan Pihak PT Huadi Nikel Alloy. Pada (20/01/21)
"Kami sudah mempasilitasi untuk mempertemukan terkait tuntutan KAPEKA namun dari hasil dengar pendapat pihak PT. Huadi belum mengiyakan."ungkapnya
Sementara perwakilan Koalisi Pemerhati Ketenagakerjaan KAPEKA, Aldi Naba, menekankan bahwa ketika perusahaan tidak mau berikan pesangon pekerjanya yang di PHK. Maka dirinya akan menempuh jalur hukum.
"Kami dari KaPeKa (Koalisi Pemerhati Ketenagakerjaan) selalu siap mendampingi Buruh hingga PHI (Pengadilan Hubungan Industrial)."tegasnya
Lanjut kata, Aldi dirinya bersama teman di KAPEKA akan melakukan pressur Massa (aksi) di PT Huady sampai masalah ini selesai."pungkasnya
Diketahui sejak Perusahaan smelter PT. Huadi Nickel Alloy beroperasi di Kabupaten Bantaeng sudah beberapa kali menjadi sorotan media dan LSM serta pemerhati lingkungan.(*)