Terlahir Dari Keluarga Petani, Perwira Polisi Kembangkan Pertanian Hidroponi -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Terlahir Dari Keluarga Petani, Perwira Polisi Kembangkan Pertanian Hidroponi

7/20/2020

GlobalNewsIndonesia.Com,- Purwakarta,- Sebagai insan Bhayangkara, tidak menyurutkan langkah perwira polisi berhenti berkarya dalam bertani. Sejak tahun 2017 silam dirinya mulai mengembangkan pertanian modern.

Dengan pemanfaatan lahan kosong di perumahan padat penduduk, personel Polres Purwakarta, Iptu Atik Sakron berhasil mengembangkan pertanian dengan sistem hidroponik guna mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19.

Lahir dari keluarga Petani, Atik menyatakan mulai terjun ke dunia pertanian dengan sistem hidroponik ini dipelajarinya dari internet. Setelah yakin mampu, dia mulai membuat instalasi dengan menggunakan peralon dan ember, yang diberi lubang dan dialiri air," Jelasnya.


Dimana awalnya melihat tutorial di YouTube, karena saya hobby menanam kenapa gak saya coba dipraktekkan aja. Dan alhamdulilah berhasil untuk konsusmsi sendiri, lalu akhirnya saya berfikir untuk skala produksi yang lebih besar. Pertama saya hanya tanam 200 net pot, tapi sekarang sudah 3000 net pot,” ungkap Atik saat di temui di sela-sela kesibukannya.

Dijelaskannya, bahwa bertani secara hidroponik ini sangat mudah. Siapa pun bisa melakukannya. Sebab, metode menanam tanpa tanah itu hanya memanfaatkan aliran air dan nutrisi. Perawatannya pun berbeda dengan tanaman bermedia tanah yang harus serba ekstra," Tuturnya.


Apalagi perawatan tanaman hidroponik bisa kapan saja. Sehari cukup dua kali, pagi dan malam. Itu pun hanya memberikan nutrisi dan memastikan air mengalir.

"Saya merawatnya waktu pulang kerja,” jelas perwira polisi yang menjabat Kanit Tindak Pidana Korupsi, di Satreskrim Polres Purwakarta,  Minggu (19/07/2020).

Masih menurutnya, dirinya sudah mencoba 4 system hidroponik baik system DFT atau Deep Flow Technique, NFT Nutrient Film Technique, Wick System, dan rakit apung.

“Dari ke empat metode hidroponik yang sudah saya coba, saya lebih milih system rakit apung disamping mudah perawatannya hasilnya bagus,” ungkapnya.

Selanjutnya, kelebihan lain sayuran hidroponik, panennya tanpa mengenal musim. Dengan perawatan yang tepat, sayur bisa dipanen sebulan sekali.

“Selain itu, rumah saya tempatnya dekat dengan irigasi jadi lahannya saya memanfaatkan irigasi yang ada di depan rumah sehingga lingkungan tidak terkesan kumuh dan hijau asri, serta bersih,” ungkapnya.

Dan ditempatnya Atik menanam sayuran jenis selada, kangkung, bayam merah dan hijau, pakcoy, sawi putih, cabe ungu dan cabe hijau," jelasnya.

Untuk pemasaran, sambung dia, hasil sayuran di kebun hidroponiknya dijual ke tetangga sekitar dan orang yang lewat serta pesanan beberapa pedagang nasi goreng dan pedagang pecel lele.

“Selain untuk di konsumsi sendiri, untuk saat ini sih baru di jual di sekitar rumah, ke tukang nasi goreng dan tukang pecel aja. Serta suka juga dibagikan kepada tetangga dekat,”Pungkas dia.

Hal lain Kapolres Purwakarta AKBP Indra Setiawan melalui Wakapolres, Kompol Ijang Safei mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Iptu Atik Sakron. Dia mampu menginisiasi warga untuk mengembangkan pertanian di lahan terbatas. Tanpa butuh lahan yang luas mampu mengembangkan sayuran yang aman dari pestisida.

“Kalau hanya untuk sayur, ini tidak akan habis dan ketahanan pangan terwujud,” singkatnya. (AS)