Globalnewsindonesia.com - Lahat; (12/11) Menyusuri Jembatan Gantung Desa Pagar Batu butuh adrenalin yang mumpuni, apalagi bagi orang-orang yang jarang ataupun belum pernah sama sekali.
Dibalik rasa penasaran, Tim GlobalNewsIndonesia mencoba menyusuri jembatan sepanjang 200 meter ini, dengan kecemasan dan sedikit takut yang menggelayuti perasaan. Akhirnya Tim GNI sampai di pintu masuk Desa Pagar Batu.
Perasaan lega dan bahagia ketika sampai di Muke Lawang Dusun (pintu Masuk Desa-red), seakan terobati. Melihat keindahan dan keunikan Jembatan Gantung Pagar Batu dari sudut pandang yang berlawanan.
Untuk diketahui, Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang terletak di arah barat kota Lahat, Jalan Lintas Lahat-Pagaralam, hampir bisa dikatakan terisolir, karena akses tercepat menuju desa tersebut hanya melalui Jembatan Gantung yang sudah dimakan Usia.
Dari kejauhan, nampak hilir mudik warga yang berjalan kaki melintasi jembatan gantung Pagar Batu, bahkan tidak sedikit yang melintas menggunakan kendaraan roda dua, tanpa rasa takut mereka menunggangi kuda besi dengan kecepatan 20km/jam, entah karena terbiasa atau karena terpaksa
Tim GNI mencoba berdialog dengan masyarakat sekitar, ibu Juli yang sedang duduk di anak tangga Rumah Panggung (rumah kayu bertiang-red) sempat kami hampiri.
Dengan logat khas Lahatnya, ibu juli penuturkan, kalau jumlah penduduk Pagar Batu sekitar 600 orang ini, dengan 250an Kepala Keluarga.
Sebagian besar Warga Desa Pagar Batu bekerja sebagai petani karet dan kopi, masyarakat Pagar Batu juga ada yang bekerja sebagai penambang batu di Sungai Lematang yang membentang di perlintasan jembatan gantung Desa Pagar Batu, ujar juli.
Sesekali ibu Juli Mengusap matanya yang berair karena faktor usia, "beberapa tahun yang lalu sempat ada motor yang jatuh ke arus lematang saat melintasi jembatan gantung, alhamdllh Korban bisa diselamatkan"
Ditanya soal perhatian pemerintah terhadap kondisi jembatan Gantung ini, ibu juli seakan tidak sabar ingin menjelaskan, "Kabarnya tahun ini akan dibangun jembatan beton dek, tepatnya dibawah pohon singon itu" sambil menunjuk 500m ke arah utara jembatan.
Diakhir dialog GNI dengan ibu Juli, harapan penuh terpancar dari sorot matanya yang sayu, semoga mimpi masyarakat Desa Pagar Batu memiliki Jembatan Permanen dapat segera terwujud. (Tim Intip GNI)