Acara ini di gelar sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan nikmat dan karunia Allah SWT. Acara doa bersama di pimpin langsung Iman Desa Kayu loe H. Hanafing.
"Menurutnya Bulan Muharam menjadi sakral dan diperingati ummat islam karena memiliki landasan ayat-ayat Al-Qur'an, sebagaimana termaktub dalam firman Allah Surat At Taubah Ayat 36,"
Menurutnya, Allah Swt memerintahkan Muslim menghormati dan memuliakan bulan yang dalam sejarah Islam Nusantara biasa dikenal dengan bulan Suro.
"Suroan, dinisbatkan pada kata Asyura, artinya kesepuluh, di mana pada 10 Suro putra Sayidina Ali yang bernama Sayidina Husein terbunuh," ujar pk haji
Tradisi ini di peringati setiap tahunnya dan masyarakat kampung meyakininya sebagai doa tolak Bala dalam bahasa Makkasar "YONKA BALA" puluhan warga setempat berkumpul dan masing-masing membawa hasil kebun yang ada berupa beras,jagun, ubi-ubian Air dan juga bibit yang akan di tanam dan perlengkapan dapur lainnya.
Nampak terlihat kebersaamaan saling memanjatkan doa berharap bulan ini di berikan berkah (Barakka) agar keluarga dan kampungnya di curahkan rahmat dan rasa aman pada bulan yang penuh berkah ini.
Ada pula yang melakukan ibadah puasa sunnah, namun bedahalnya dengan tradisi di Desa Kayu loe Dusun Parang labbua.
Mereka asik menyajikan bermacam-macam makanan khas Desanya seperti bubur nasih putih yang dihiasi telur dan ubi-ubian,tebuh dan berbagai jenis tanaman lainya.
Ditambah hidangan hasil kebun berupa pisang raja dalam bahasa makkasar di sebut (unti karaeng dan pisang emas(unti bulaeng) di padukan dengan onde-onde,baje dan kaddoro masingkulu, makanan unik yang menyerupai kerucut segi tiga.
Berbagai cara memaknai Bulan muharam ini namun takala penting iyalah, muhasabah atau introspeksi diri. Hal ini penting dilakukan oleh setiap muslim.
Rasulullah bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal saleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam hadis yang dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi.
Setahun itu ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; DzulQo’dah, Zulhijah, Muharam dan Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada tsaniah dan Syaban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pergantian tahun tentu bukan hanya sekedar menjadi pergantian kalender saja, namun juga dapat menjadi peringatan bagi umat islam mengenai amalan apa yang sudah dilakukan pada tahun lalu, dan apa yang akan dilakukan besok.(*) Mrs KIM