Sendiri Diantara Kerumunan, Tersisih Diantara Banyaknya Bantuan -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Sendiri Diantara Kerumunan, Tersisih Diantara Banyaknya Bantuan

7/22/2019


GlobalNewsIndonesia-Pagar Alam; Kerja keras dan pantang meminta-minta adalah prinsif yang wajib kita pegang teguh dalam kehidupan ini.

Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani, sekeras apapun tantangan yang harus dijalani. Kita wajib lalui dengan keihklasan dan kesabaran.

Murwaidi adalah sebuah fotret kegigihan dalam menjalani hidup dan kehidupan, laki-laki 3 anak ini, setiap hari menyusuri jalanan diseputar Pagar Alam menjajakan Aneka macam kue.


Dengan Langkah yang tidak tegak lagi, ditambah penglihatan yang tidak terang lagi. Laki-laki 56 tahun ini selalu yakin klo yang Maha Kuasa akan mencukupkan Rezeki setiap mahluk didunia ini.

Kepada GlobalNews, laki-laki yang kerap dipanggil  mang abun ini menuturkan. Bahwa Matanya sudah tidak bisa melihat dengan jelas, pernah suatu ketika 'mamang terperosok kedalam siring (selokan-red) badan mamang jadi basah kuyup, dagangan mamangpun rusak semua'.

Mendengar kisah pilu ini, saya mencoba memberanikan diri bertanya, "Apakah mamang pernah dapat bantuan dari pemerintah, seperti PKH, BPNT, Bedah Rumah dan sejenisnya??' Dengan nada sedikit kecewa, mang abun menuturkan kalau dirinya tidak pernah dapat bantuan, kalaupun ada bantuan itu dari perorangan.

Sambil memperlihatkan kartu BPJS, mang abun juga menuturkan 'BPJS saya ini yang bayarin orang lain mas'. Untuk keperluan anak sekolah saya selalu minta toleransi kepada pihak sekolah, agar saya bisa diberi kebijakan untuk mencicil.

"Saya harus kerja keras mas, karena 3 anak saya masih sekolah, istri saya sudah meninggal tiga tahun yang lalu, tempat tinggalpun dari tumpangan orang lain, setiap hari berjalan kaki berkeliling sampai ke Bumi Agung dan Jarai', rasa pilu mengiris hati mendengar cerita dan kesedihan mang abun.

Kopi pahit menemani obrolan petang kami, tetapi semoga tidak sepahit orang-orang yang termarginalkan seperti mang abun yang saat ini tinggal di kelurahan Sukorejo

Sejatinya bantuan-bantuan pemerintah sampai ke orang-orang yang layak menerima seperti mang abun, bukan kepada orang-orang yang karena faktor kedekatan.

Para pendamping-pendamping program pemerintah sudah seharusnya benar-benar memverifikasi dan memvalidasi data warga yang akan di ajukan ke dinas terkait.

Melalui cerita singkat mang abun ini, semoga Pemerintah Daerah, Pendamping, bapak camat, bapak Lurah dapat memperbaiki data-data penerima bantuan. Sehingga bantuan benar-benar diperuntukkan bagi yang benar-benar berhak. Semoga jadi inspirasi dan koreksi kita bersama.

Salam Global