Wisata Kuliner Purwakarta Tidak Tertata, Terlihat Bagai Pasar Malam dan Pasar Tumpah -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Wisata Kuliner Purwakarta Tidak Tertata, Terlihat Bagai Pasar Malam dan Pasar Tumpah

6/25/2022


Globalnewsindonesia.com,- Purwakarta  - wisata kuliner (Wiskul) yang digelar sejak tanggal 4 Juni 2022 oleh Pemkab Purwakarta sudah berjalan tiga pekan ini layaknya seperti pasar tumpah atau bagaikan pasar malam yang notabene para pedagang tidak tertata dan terlihat model pasar malam.


Hal ini banyak yang menjadi persoalan dimana peserta paguyuban yang ikut banyak terjadi suatu permasalahan dimana objek tempat yang semerawut tanpa melihat para pedagang yang sudah ada, apalagi bicara soal nilai yang dikomersilkan. 




Dimana permasalahan yang ada pun sampai saat ini belum bisa diambil solusi yang baik, hal ini pihak pengelola paguyuban mestinya bertanggungjawab dengan adanya permasalahan dilapangan. Karena sudah merugikan dari keduabelah pihak. 


Adapun salah satu pedagang yang sudah ada dan jualan dilahan sendiri merasa keberatan dengan menaruh tenda kuliner persis depannya yang sebelum ada wiskul mereka sudah berjualan ditempat.



Persoalanya penjual Nasi Kulit Gokskin yang biasa jualan permanen saat ini dihalangi oleh kerucut persis depannya dan tidak ada jalan sama sekali, dimana hal ini sudah merugikan pedagang yang sudah ada, Seharunya pengelola paguyuban bisa menempatkan pesertanya melihat dari kondisi yang ada dilapangan jangan sampai mengganggu pedagang yang sudah ada apalagi memakai tanah lahan milik orang yang dipake peserta. 


Dan menurut Muhamad Hilmi dalam persoalan ini, kami berharap kepada Ketua paguyuban atau Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, Perindustrian Kabupaten Purwakarta sekalipun, untuk bisa menata kembali dan jangan sampai kami dirugikan dengan kondisi yang ada.


Selanjutnya, Bahkan kami juga kasihan kepada pedagang yang jadi peserta yang ada di depan jualan kami, karena mereka juga ikut rugi dengan keberatan kami, dan menurut keterangannya mereka sudah bayar ke pihak paguyuban. (Mjn)