Nilai Budaya di Butta Toa Mulai Memudar! Kok Bisa ya...? -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Nilai Budaya di Butta Toa Mulai Memudar! Kok Bisa ya...?

12/04/2019

GlobalNewsindonesia.com -Bantaeng; Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat bervariasi.Berangkat dari keanekaragaman tersebut, lahirlah sebuah program inovatif berupa hadirnya aneka festival budaya di seluruh penjuru Tanah Air.

Tapi apa jadi kalau nilai budaya itu sendiri tidak dimaknai sebagai simbol kebesaran suatu  daerah yang berjuluk Butta Toa yang lahir dari nilai-nilai kearifan lokal. Seperti pestifal budaya dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Bantaeng ke-765

Festival Budaya yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng seketika tercoreng dengan hal yang tidak seharusnya dipertontonkan di hari kedua event itu dihelat di Tribun Pantai Seruni Bantaeng, Senin malam (02/12/19).

Sekitar pukul 20:32 Wita, sebuah video Siaran Langsung menggegerkan netizen. Pasalnya Festival Budaya yang fokus pada budaya lokal itu diisi dengan dentuman suara keras memekikkan telinga.

Tampak lokasi acara di Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng itu disesaki asap panggung yang diduga dihasilkan smoke machine. Belum lagi suara musik ala diskotik diikuti lantunan lagu barat yang menyerupai lagu remiks.

Dari video terlihat beberapa penari mengenakan pakaian adat berjoget bebas layaknya penari klub. Video berdurasi 4:27 menit itu jelas menjadi bukti jika Festival Budaya dimaksud terbilang menyimpang dari maksud, tujuan apalagi target yang ingin dicapai.

Ironisnya lagi, salah seorang perempuan bernama Titi yang diduga Panitia mengecam Video Siaran Langsung yang dipublish di akun Facebook Ambae Exe. Titi sempat melontarkan kata tidak mencirikan budaya lokal yang memuat kata “Kurang Ajar”.

“Kurang ajar ini Ambae”, ucap Titi dengan nada kesal.

Terekam jelas di akhir Video Siaran Langsung. Sentak direspon seseorang dengan nada tanya “Kenapa bilang Kurang Ajar?”.

Kembali dijawab perempuan yang oleh Panitia lainnya memanggilnya Titi. Pembiaran yang dilakukannya itu diharapkannya tidak dipublish karena diduga akan menuai sorotan.

“Nanti disoroti ki kodong”, tambah Titi.

Tidak lama berselang, muncul komentar dari pemilik akun Facebook Iswati Sukardi sekitar 13 menit Video Siaran Langsung berakhir yang menerangkan jika aktifitas itu sudah bukan lagi rangkaian acara.

“Tabe’ itu acara pas selesai pengumuman. Ungkapan bahagiax itu ank”, tulisnya.

Diikuti permintaan maaf dengan tiga emoticon salam secara berurut. Sementara akun Facebook Alimin Vanzer menyusul dengan komentar yang seakan paham betul seperti apa seharusnya Festival Budaya dilaksanakan.

Pasalnya di lokasi itu, spanduk masih terpajang dengan rapi. Belum lagi pelaksanaan kegiatan itu terjadwal sejak 1 Desember 2019 dan baru akan berakhir tanggal 4 Desember 2019.

“Siapa ini yg bikin acara..kok suara musiknya mirip discotik..dan di mana temptnya ini..”, tulis Alimin.

Hingga berita ini dipublikasilan, belum ada keterangan resmi dari Panitia Pelaksana yang menjadi penanggung jawab kegiatan.(*)Abm