Globalnewsindonesia.com- Bener Meriah - Melimpahnya rezeki para petani durian ditengah kelangkaan naiknya harga komoditi cabai dan minyak makan tak menyurutkan semangat para petani durian. Khusus petani durian di Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah, mampu meraup omzet hingga Rp.150 juta sekali panen.
Dari hasil keuntungan yang diperoleh dalam sekali panen satu tahun, estimasi waktu hanya selama dua bulan hingga buah durian itu habis masa panen.
Seperti yang dirasakan petani saat ini, salah seorang petani durian. Ditaksir, memper oleh pendapatan per bulan sebesar Rp.75 juta. Omzet itu merupakan rejeki melimpah bagi para petani durian di daerah berhawa sejuk itu.
Untuk memperoleh penghasilan tersebut, Petani biasanya harus menunggu selama 5-7 tahun setelah proses penanaman. Kebun yang di miliki luasnya berkisar dua hektare. Pohon durian yang tumbuh subur sebanyak 150 batang, di bawah pohon durian yang di tanam turut juga ditanami cokelat (cacao) dan pohon pinang (palawija).
Para petani durian lainya di Kampung Keramat Mufakat, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, turut melakukan tumpang sari penanaman, sehingga setelah musim panen durian berakhir, petani masih bisa mengandalkan cokelat (cacao) dan pinang (palawija).
Proses penjualannya, Petani mengaku menolak durian hasil panen kepada sejumlah toke (tengkulak). Durian tersebut langsung diambil pembeli dari kebun pemiliknya, selanjutnya di jual kembali oleh tengkulak kepada pedagang atau pengecer pasar, baik itu di ecer ke Takengon, Kabupaten Aceh Tengah atau di Kabupaten Bener Meriah bahkan sampai ke Kabupaten Juang Bireuen dan Aceh Utara.
"Kami menjual nya ke toke yang ada di Bener Meriah dan Aceh Tengah bahkan sampai ke Bireuen, dan mereka nanti akan menjual lagi ke pengecer, lalu di pasarkan di beberapa tempat, termasuk Aceh Tengah dan seputaran Bener Meriah," kata Rizki kepada GNI, Rabu (16/03/ 2022).
Para Petani Tahunan tersebut biasanya menjual ke Toke/ tengkulak dengan harga bervariasi perbuahnya tergantung jenis dan kondisi buah, mulai dari Rp.15 ribu hingga Rp.35 ribu per buah, tergantung kondisi buah durian. Sehari ditaksir sebanyak 200 buah durian mampu terjual.
"Bila memasuki masa musim panen durian setiap bulan Februari hingga bulan Maret. Saat ini, sebahagian pohon durian masih ada yang belum masuk tahap panen," jelas Rizki.
Saat itu, ia didampingi oleh Hery toke yang hendak membeli turian miliknya, kata nya, untuk satu hari proses pengumpulan durian sebanyak tiga kali, pagi, siang dan sore.
"Sebelum kita jual ke toke, akan di bersihkan terlebih dulu buah duriannya yang sudah ranum tersebut. Tidak mungkin begitu jatuh langsung dijual, harus bersih," ungkap Hery.
Lokasi kebun milik Rizki itu masuk ke permukiman warga, dengan jarak 2 kilo dari jalan raya. Masyarakat yang ingin langsung menikmati buah durian bisa langsung ke kebun miliknya itu, dengan harga dibandrol sangat terjangkau.
"Kita terima masyarakat yang ingin menikmati buah durian lansung dari kebunnya, agar lebih puas dan dapat langsung mengambilnya sendiri ketika jatuh dari pohonya," ajak Rizki. (Yh)