Persoalan LPG 3KG Bersubsidi yang Tak Kunjung Usai, Aktivis Lebak Selatan Desak HISWANA MIGAS Untuk Segera Panggil Pangkalan yang Nakal -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Persoalan LPG 3KG Bersubsidi yang Tak Kunjung Usai, Aktivis Lebak Selatan Desak HISWANA MIGAS Untuk Segera Panggil Pangkalan yang Nakal

5/03/2021

 


Globalnewsindonesis.com,- Lebak,- Persoalan tingginya harga dan kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang tak kunjung beres, hal ini membuat riak-riuk masyarakat merasa keberatan, dimana ditengah bulan puasa dan pandemi ini, kasus seperti ini terus terjadi, sehingga akhirnya Aktivis Lebak Selatan desak Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (HISWANA MIGAS) untuk segera tangani pangkalan nakal yang menjual gas tak sesuai dengan aturan. Malingping, Minggu (02/05/21).


Ahmad Hidayatulloh Selaku Aktivis Lebak Selatan yang sekaligus merupakan mantan Ketua Umum HMI Komisariat Cilangkahan mengutarakan bahwa persoalan ini selalu saja menjadi permasalahan yang terus menerus, dimulai dari kelangkaan sampai tahap tingginya harga LPG yang menurutnya sangatlah menyiksa akan rakyat.


Di saat mulai dari langkanya tabung sampai tingginya harga tabung selalu menjadi persoalan besar yang mana hal ini saya rasa sangat menindas akan rakyat" tegas Ahmad pada Wartawan.


Ia menyampaikan bahwa LPG saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat persoalan kenaikan dan kelangkaan lpg menjadi persoalan yang sangat begitu krusial.


Ia juga menegaskan bahwa hal ini terjadi akibat dari pada kurangnya kontroling dan ketegasan dari HISWANA MIGAS sehingga akhirnya selalu saja ada pangkalan yang bermain nakal, dimana ia menilai bahwa untuk menyikapi persoalan ini tidak cukup dengan hanya memberikan himbauan saja, harus ada teguran keras agar para pangkalan yang nakal itu bisa kapok.


"Saya rasa hal ini terjadi itu akibat dari kelalaian dan kurang adanya kontroling dari HISWANA MIGAS sehingga akhirnya para pangkalan yang nakal memiliki kesempatan untuk mempermainkan hal itu. Dimana hal ini butuh adanya tindak ketegasan juga teguran keras dari HISWANA MIGAS kepada para pelanggar, agar para pangkalan yang nakal itu bisa jera sehingga potensi untuk terjadinya kasus yang sama sedikit diminimalisir". Lanjutnya.


Ia juga sangat menyayangkan dimana efek dari kelangkaannya tabung gas LPG 3KG bersubsidi ini, akhirnya membuat harga yang saat ini sampai ke masyarakat berada pada tataran harga 28.000-35000/tabung, padahal harga yang telah diamanahkan dalam perbub Lebak tidak lebih dari 16.000, jelas hal ini menurutnya sangatlah menyiksa rakyat, pasalnya hal ini sangatlah jauh dari harga eceran tertinggi (HET).


Ia menilai bahwa LPG 3KG yang sudah memiliki subsidi dari pemerintah ini seharusnya memberikan keringanan bagi masyarakat bukan malah menindas masyarakat.


Hal ini membuat ia banyak berfikir, sebenarnya siapa yang membuat hal ini terjadi sehingga mengakibatkan LPG 3KG yang bersubsidi ini harganya begitu meroket.


Dalam hal ini ia juga berharap, bahwa HISWANA MIGAS harus bersikap tegas, kalo perlu cabut izin pangkalannya karena hal itu sangat merugikan masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga berharap bahwa pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Lebak agar mau bekerjasama untuk memberikan ketegasan bukan hanya sekedar himbauan saja melainkan harus ada langkah konkrit yang jelas agar persoalan-persoalan yang begitu krusial ini tidaklah terulang kembali. Tandasnya. (AG)