GlobalNewsIndonesia.Com - BORONG MATIM NTT, Jatah presidensi Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau Grup of Twenty, 20 negara yang mewakili 90 persen produk domestik bruto (PDB) di dunia. Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 mendatang, Indinesia memilih setahun lebih cepat dari jadwal.
Alasannya karena pada 2023 Indonesia juga akan menjadi tuan rumah KTT Asean, dan Indonesia telah melakukan pembahasan mengenai waktu keketuaan G20 ini dengan india, tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri sesi kedua KTT G20 secara virtual, Minggu (22/11/2020)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyampaiakn bahwa India juga memiliki usulan yang sama. Dia meminta memegang presidensi KTT G20 pada 2023. Oleh karena itu kedua negara sepakat bertukar periode.
G-20 merupakan forum bersama untuk mempromosikan kerja sama demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif, kata Menlu.
Negara-negara anggota G-20 meliputi AS, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Italia, Kanada, Argentina, Australia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Brasil. Selanjutnya Tiongkok, India, Indonesia, Republik Korea, Meksiko, Federasi Rusia, Turki, dan Uni Eropa
Tahun ini, presidensi G-20 dipegang Arab Saudi setelah sebelumnya Jepang. Setelah masa presiden Arab Saudi, masih tersisa 5 negara yang belum mendapatkan giliran putaran pertama.
Merupakan kali kedua Indonesia bertukar periode presedensi KTT G20. Sebagaimana kesepatakan Osaka Leaders Declaration, presidensi setelah Arab Saudi berturut-turut yaitu Italia pada 2021 dan India pada 2022.
Setelahnya, Brasil dan Indonesia, yang masing-masing akan memperoleh giliran presidensi pada 2023 dan 2024. Afsel akan menutup putaran pertama presidensi G-20 pada 2025.
Mengingat Tahun 2024 adalah tahun sangat sibuk bagi Indonesia karena akan menyelenggarakan pilpres dan pilkada secara serentak dan rencana memindahkan ibu kota negara, maka Indonesia bertukar tempat dengan Brasil.(WENSISLAUS)