Kades Benteng Wunis Diduga selewengkan Sebagian Dana Covid -19 Anggaran Bulan April-Juni. -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Kades Benteng Wunis Diduga selewengkan Sebagian Dana Covid -19 Anggaran Bulan April-Juni.

10/07/2020


GlobalNewsIndonesia.Com, BORONG NTT MATIM -  Diduga Kades Benteng Wunis Yospeh Hamanto Pratikno selewengkan sebagian dana Covid-19 dari bulan April - Juni, sang kades sampai berita ini diturunkan menurut pengakuan warga dan tim relawan  belum mengadakan rapat bersama khusus relawan terkait LPJ 3 bulan selama posko covid aktif.


Menepis dugaan masyarakat dan tim relawan yang yang hadir menjumpai awak media, senin (5/10/2020) menyampaiakan  transparansi dari pihak Desa melalui rapat bersama membacakan penyerapan dana dan sisa dana.


Para relawan Covid-19 pertanyakan 2 poin yang termuat di RAB Covid Desa Benteng Wunis poin ke 11 yang berbunyi; 

a. oprasional makan minum relawan Desa dengan pagu dana rp.52.500.000 dan 

b. insentif relwan desa 3 bulan rp.50.400.000, juga secara rinci mereka menyampaikan jumlah relawan yang aktif selama 3 bulan masa posko aktif.


Wartawan Globalnewsindonesia Senin, (5/10/2020) di minta langsung oleh warga  dan tim relawan Covid -19 di Desa Benteng Wunis dan faktanya awak media menjumpai mereka sekitar puluhan orang.


Salah satu tim relawan yang enggan menyebutkan namanya kepada awak media menuturkan " Kami tim relawan Covid -19 Desa Benteng Wunis berjumlah 54 orang, selama tugas piket di posko Covid kami tidak pernah di berikan makan dan minum, " Katanya


Jika merujuk pada poin 11 huruf a dan b yang termuat di RAB Covid -19 khusus makan minum dan insentif relawannya mencapai angka rp. 157.300.000, untuk 3 bulan, masa dari dana sebesar itu tidak bisa diciutkan untuk kopi buat petugas piket di posko, tutur salah satu relawan yang enggan menyebutkan namanya tersebut.


Pada saat pembagian uang di rahasiakan jumlah nominal antara satu dengan yang lain, pada saat pembagian juga tidak di beritahu uang yg dibagikan insentif ataukah makan minum, apa apa saja itu di rahasiakan dengan nada geram.


Kami mengharapkan pihak Desa melalui rapat bersama membacakan LPJ dari penggunaan dana tersebut, agar tidak menimbulkan kecurigaan," Jelasnya.


Di Desa kami Kepala Desa tidak pernah peduli dengan warganya yg cacat dan jompo, seperti Veronika Ner yang cacat sejak lahir, tidak pernah di data untuk mendaptkan bantuan,1 jenis bantuan sampai skarang dia (veronika) sudah berusia 54 tahun tidak pernah dapat bantuan.


Pagu dana untuk belanja makan minum ODP selama 14 hari masa karantina termuat di RAB April - Juni rp. 24.500.000 sementara yang di karantina di perlakukan hanya asal asal saja.


Agustinus Alfonsius Eping bersama masyarakat yang hadir bertemu dengan media Senin, (5/10/2020) Menuturkan selama masa karantina saya bersama istri dapat makan bantuan dari dana Covid cuma makan siang saja, selebihnya saya punya keluarga yang antarkan kami makan.


Hironimus jen bersama puluhan warga lainnya juga menyampaikan keluhan, senin (5/10/2020) kepada media menuturkan, nama saya tercover di nama penerima bantuan hanya pada saat pembagian saya bersama istri tidak ada di tempat.


Setelah balek ke sini (Desa Benteng Wunis) Kepala Desa mengklaim bahwa nama saya sudah tidak ter akomodir lagi.


Begitu banyak pengaduan dari warga masyarakat Desa Benteng Wunis yang mengarah kepada kebijakan kades yang tidak berpihak kepada rakyatnya sendiri.


Selang waktu awak media Senin, (5/10/2020) menemui Kades Benteng wunis Yoseph Hamanto Pratikno di kantor Desa menanyakan terkait laporan warga dan relawan Covid - 19 Desa Benteng Wunis.


Sang Kades menanggapi, terkait penggunaan dana, Kades menjelaakan dana yang sisa dari apa yang termuat di RAB,  itu tergantung hasil rapat antara pihak Desa dengan Kecamatan, mau di apakan tergantung hasil rapat.


Terkait keluhan warga pelaku perjalanan yang di karantina menurut kades bahwasanya, secara regulasi yang dikarantina " hanya mendapatkan jatah makan siang saja" selebihnya tanggung sendiri.


Sedangkan bagi penyandang disabilitas kades  Darmanto menjelaskan kami sudah mengajukan nama nama mereka untuk realisasinya kami juga tidak tau.


Terkait pengaduan Hironimus jen Dia (Kades, red) menuturkan nama itu bukan terbakar tetapi hasil kesepakatan kami dengan pihak kecamatan dan dari hasil ferifikasi pihak kecamatan,nama itu tidak di munculkan sampai pada saat pembagian namanya kami tidak baca karena yg bersangkutan tidak ada ditempat pada saat pembagian.


Dari semua pengaduan Masyarakat dan tim relawan Covid-19 Desa Benteng Wunis Kades Yoseph Darmanto Praktikno selalu menyebut nama kecamatan ada apa dengan kecamatan. (Wen)