Terus Berkariya Walau Mantan Narapidana -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Terus Berkariya Walau Mantan Narapidana

12/28/2021


Globalnewsindonesia.com,- Empat Lawang- Mempunyai keahlian tangan dengan kemauan yang tinggi untuk berkarya, dapat menjadi sumber pendapatan untuk menghidupi keluarga. banyak macam Benda apapun yang dapat diolah menjadi barang cantik dan bernilai tinggi. 


Salah satunya, yang dilakukan Dedi Irawan (31) pemuda asal Desa Bandar Agung, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel). Di tengah keterbatasan dan hantaman pandemi covid 19, serta statusnya yang pernah menjadi narapidana tidak menghambatnya untuk berusaha. 




Pria ini berhasil membuat usaha kerajinan guci dan vas bunga cantik yang terbuat dari limbah kertas. Meskipun baru dirintis, usaha guci dan vas bunga yang dimulai Dedi telah mampu menghidupi keluarga, dan mengajak beberapa pemuda desa untuk bekerja. 

 

Berbekal keterampilan yang didapat saat menjadi warga binaan atau narapidana di Lapas, Dedi sukses mendirikan usaha dan membuat ibu-ibu tergoda dengan guci dan vas bunga karya tangannya. Berbagai limbah kertas, seperti koran, karpet telur dan kertas bekas lainnya disulap menjadi guci dan vas bunga yang cantik bernilai jutaan rupiah. 


Pengunjung atau pembeli dapat melihat proses produksi dan guci serta vas bunga yang cantik di dalam dan sekitar rumahnya. Terdapat banyak pilihan warna dan bentuk, yang tentu cantik-cantik. Untuk harga tergantung ukuran dan bentuk mulai dari Rp35.000 hingga Rp1 juta. 


Para pembeli biasanya datang langsung setelah mendengar informasi dari mulut ke mulut, karena Dedi belum memasarkan secara luas seperti pelaku usaha lain. Namun begitu, setiap hari datang pengunjung atau pembeli guci atau vas bunga karya tangannya. 


"Keterampilan ini dilatih saat di dalam Lapas. Menggunakan kertas limbah yang banyak, kita coba olah jadi guci dan vas bunga. Untuk satu guci bekas diperkukan sekitar 15 kilogram kertas yang dihancurkan menjadi bubur,"kata Dedi ditemui di rumah sekaligus bengkelnya, Selasa (28/12/2021). 


Proses pengeringan guci atau vas bunga produksi Dedi membutuhkan waktu hingga satu bulan. Setelah kering, guci dipernis atau dilukis sesuai dengan gambar tertentu atau pesanan pembeli. "Berkilau tak kalah dengan guci yang terbuat dari bahan keramik,"ujar Meliana. 


Meliana mengatakan, setelah melihat proses pembuatan dan hasilnya yang cantik dan menarik, dirinya langsung memborong 10 guci dan vas bunga. "Saya beli langsung 10,"ungkapnya. (SI)