Momen Hari Pahlawan 2021, Disbudpar Sulsel Helat Senam di Monumen Mandala -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Momen Hari Pahlawan 2021, Disbudpar Sulsel Helat Senam di Monumen Mandala

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
11/12/2021



GlobalNewsindonesia.com - Makassar. --Seiring makin membaiknya kondisi yang berkembang di Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada khususnya, sejumlah destinasi wisata kini mulai dibuka kembali. Operasional untuk menerima dan melayani wisatawan, pemerintah menekankan agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan standar COVID-19.


Muhammad Jufri selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel menyambut baik dibukanya destinasi wisata. Bahwa kebangkitan kepariwisataan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan mengarah pada munculnya angin segar bagi semua Pelaku Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.


Betapa tidak, perekonomian dapat bertumbuh salah satunya karena pariwisata yang menyumbang begitu besar Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika berbicara Sulsel, satu diantaranya yang fenonemal dan menjadi ikon Sulsel yakni Monumen Mandala.


Tugu yang dibangun di Jalan Jenderal Sudirman, Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar itu dapat dijadikan wisata edukasi yang memang sebelum Pandemi COVID-19 sudah dibuka untuk umum. Monumen Mandala dibangun pada tahun 1994 dan selesai pada tanggal 19 Desember 1995 untuk mengenang jasa pahlawan dalam membebaskan Irian Barat dari tangan para penjajah sekaligus hadiah atas jasa mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-2 yaitu Soeharto (wikipedia).


_"Monumen Mandala ini menyimpan informasi sejarah yang patut diketahui masyarakat, khususnya generasi muda saat ini. Para pelajar dan mahasiswa bisa menimba ilmu, bagaimana perjuangan bangsa kita melawan penjajah Belanda," ujar Jufri yang dikonfirmasi AMBAE di Monumen Mandala pada Jum'at pagi (12/11/21)._


Jufri dalam kesempatan itu meninjau bangunan gedung beserta fasilitas yang ada  di dalamnya. Di mana pada puncak monumen terdapat relief menyerupai kobaran/nyala api.


Juga terdapat 27 patung serta batang bambu runcing. Kesemua itu menjadi pengingat akan semangat para pejuang yang tidak akan pernah padam, Jufri berharap itu memotivasi anak bangsa untuk melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan.


_"Mudah-mudahan ke depan Monumen Mandala dapat kita buka kembali. Tentu saat ini menjadi perhatian kami untuk melakukan pembenahan-pembenahan dulu, ini salah satu yang juga jadi konsen kami di Disbudpar Sulsel bahwa Pandemi COVID-19 memberi dampak terhadap infrastruktur pariwisata seperti destinasi wisata kita Monumen Mandala, mungkin juga di destinasi wisata yang lainnya, kalau dulu ayunannya tiap hari dipakai wisatawan, karena pandemi sekarang bisa jadi sudah lapuk karena tidak terpakai," jelasnya._


Begitu pun SDM pariwisata, dan ketersediaan permodalan, Pelaku Industri Pariwisata terkendala untuk kembali bangkit meski PPKM level 2 dan 1 merangsang dibukanya sendi-sendi kepariwisataan. Olehnya, Disbudpar Sulsel sedang gencar-gencarnya melakukan upaya pemulihan terhadap 3 faktor yang mempengaruhi sektor pariwisata tersebut.


Lantas, Monumen Mandala sebagai tugu untuk mengenang perjuangan Pembebasan Irian Barat perlu dipopulerkan kembali. Pagi itu, Jufri bersama jajarannya melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).


Sebelumnya, kegiatan serupa dihelat di Museum La Galigo dalam kawasan Benteng Fort Rotterdam. Lantas pekan berikutnya, Jufri berencana menempatkan kegiatan senam di Benteng Somba Opu (BSO), Gedung Kesenian Sulsel (Societeit de Harmonie), dan Gedung MULO.


_"Ini kita lakukan untuk mempromosikan pariwisata, mempopulerkan kembali destinasi wisata kita. Ada 4 menjadi tanggung jawab di dalam lingkungan Disbudpar Sulsel, nah bagaimana ini berlanjut menjadi destinasi wisata edukasi, kita sampaikan ke khalayak dengan ragam cara bahwa obyek ini tetap eksis," kata Jufri._


Selain sebagai lokasi berkantornya ASN dan Non ASN Disbudpar Sulsel, juga terbuka dikunjungi masyarakat umum dan juga wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Lantas pihaknya aktif mempromosikan pariwisata melalui media sosial, media mainstream maupun media elektronik seperti radio, televisi dan media promosi lainnya seperti banner, baligho, dan videotron.


Tak berhenti sampai disitu, mengikuti perkembangan teknologi di era industri 4.0, Jufri sebagai orang nomor satu di OPD (Organisasi Perangkat Daerah) itu aktif berbagi informasi pada acara Talk Show dan virtual meeting. Ke depan bahkan menargetkan Podcast sebagai media promosi efektif dengan sasaran kalangan milenial.


_"Kenapa kita pilih hari ini senam di Monumen Mandala, tak lain karena ingin menyemarakkan Hari Pahlawan. Saya kira ini salah satu tempat yang pas, paling tidak kepada seluruh jajaran kita menjadi yang pertama memahami dulu destinasi wisata kita ini, kan enak tong (enak juga) kalau kita ketemu wisatawan dan bisa ki (kita bisa) menjelaskan rinci tentang Monumen Mandala ini, misalnya ya," kunci Jufri dengan dialeg Makassar yang dipertahankan saat berbicara._


Terpisah, Jamhur yang diwawancarai AMBAE mengatakan, Monumen Mandala jauh sebelum COVID-19 ramai dikunjungi pelancong hingga wisatawan. Dia adalah salah seorang staf Disbudpar Sulsel yang kini sudah menempati Gedung MULO di Bidang Pengembangan Pemasaran.


"Parkiran saja sampai membludak, apalagi kalau hari-hari libur. Monumen Mandala punya lift di dalam, jadi kita bisa naik sampai di bawah nyala api yang kita lihat itu," tutur ASN yang akrab disapa Achil.


Terdapat satu ruang di bawah puncak Monumen Mandala. Pengunjung dapat menyaksikan keindahan Kota Makassar layaknya Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.


Sebelum menjadi Monumen Mandala, di era Orde Baru merupakan bangunan yang berfungsi sebagai Markas Komando Wilayah Pertahanan (Kowilhan IV/Sulawesi dan Kowilhan III/Sulawesi-Kalimantan). Lanjut difungsikan menjadi Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara (Polda Sulselra).


Jauh sebelumnya sebagai Markas Komando Mandala pada masa Orde Lama. Bahkan pernah dijadikan lokasi Sekolah guru (kweekschool) oleh Belanda dan juga sebagai Markas Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Hoofdkwartier van de Koninklijke Marine). (*)