Tahun Depan Cukai Rokok Naik 12,5 %, Pengusaha Dilema -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Tahun Depan Cukai Rokok Naik 12,5 %, Pengusaha Dilema

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
12/11/2020
GlobalNewsIndonesia.Com- BORONG NTT Kamis, (10/12) Industri dan pengusaha rokok keberatan atas kenaikan cukai rokok tahun depan di mana itu rata rata mencapai 12,5% sementara industri hasil tembakau sedang hadapi masa pandemi Covid-19, sudah pasti dampaknya berpengarauh terhadap daya beli masyarakat.

 Jika di tanaya apakah industri bisa menerima, kalau dikatakan menerima atau tidaknya kalau sudah disahkan sama pemerintah ya harus menerima. 

Artinya menerimanya itu menerima pasrah kata Ketua Gabungan Pabrik Rokok (Gapero) Surabaya, Sulami Bahar. Dia menjelaskan tahun ini saja cukai rokok sudah naik 23% dan harga jual eceran (HJE) 35%. 

 Dengan adanya kenaikan itu saja kami mengalami penurunan produksi. Terus ditambah lagi dengan tentunya pandemi COVID. Artinya ini kan sangat berat sekali sehingga kami mengalami produksinya turun sekitar 30%-35% dengan adanya kenaikan tarif dan pandemi, paparnya.

 Ditambah lagi, industri rokok masih melakukan penyesuaian kenaikan cukai rokok yang berlaku tahun ini. Artinya dari kenaikan cukai 23% dan HJE 35%, belum berlaku 100% dari sisi harga di konsumen.

 Sulami Bahar juga menjelaskan, setiap ada kenaikan kami harus menyesuaikan harga jual eceran kami. Itu kan nggak mungkin bisa langsung 100%. Tahun ini naik di bulan Januari, Februari atau Maret sudah langsung sesuai dengan kenaikan 23%, nggak bisa, harus step by step. 

Sekarang saja masih di kisaran angka sekitar 16% lah, baru nyampe segitu. Atas kondisi tersebut, menurutnya industri rokok sudah jatuh tertimpa tangga pula. 

Tentu saja hal itu bukan yang diinginkan oleh pengusaha hasil tembakau. Industri yang sudah tertimpa tangga tertimpa lagi, sudah kena kenaikan tarif kena lagi pandemi, tambahnya. " wens "