Pandemi Covid-19 Harga Jangung Anjlok Petani Bagai Buah si Malakama -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Pandemi Covid-19 Harga Jangung Anjlok Petani Bagai Buah si Malakama

KIM(Kelompok Informasi Masyarakat)
4/11/2020


GlobalNewsindonesia.com-Bantaeng.; -Dampak pandemi Covid-19 membuat petani diperhadapkan bagai buah simalakama pasalnya, Harga jagung kuning sudah anjlok dipasarang, sehingga petani di Kabupaten Bantaeng Resah dan was-was dalam membudidayakan tanaman yang bertongkol ini.

Dengan kondisi petani di kabupaten Bantaeng Desa kayu loe, seperti yang disampaikan oleh, Abdul Maris salah satu ketua Kelompok tani, lewat pesan WhatsAppnya disalah satu group Forum Pemerhati Petani Butta Toa Bantaeng FP2BT

Menurutnya hasil pertaniannya dalam hal ini komoditi jagung kuning kini sangat memprihatinkan karna berdampak pada petani selain harga sudah dibawah harga standar Rp.2000.00 -1500.00/kg bahkan sudah ada penolakan, dari pembeli, padahal mereka membutuhkan modal untuk menanam kembali".Ucap Maris

Keluh kesah juga di ungkapkan oleh petani jagung Bungasia (45) yang berdomisili di Desa Kayu loe, Dusun Parang labbua dirinya merasa bingung karena hasil panen jagungnya terpaksa di gudangkan

"Jagung saya tak ada lagi harganya, padahal untuk menanam kembali butuh modal"keluh Bungasia

Menanggapi keluhan petani desa Kayu loe ,Forum Pemerhati Petani Butta toa di group WhatsApp, Aldi Naba Ira dan Aedil Adha sebagai Kordinator dan anggota FP2BT langsung berikan tanggapan dari keluhan petani ini.

Kalau dalam teori Ekonomi memang yang di takutkan terjadi peningkatan Inflasi ekonomi dan begitupun sebaliknya terjadi Deflasi

Itu yang buat harga terjun bebas dari Rp 4.200 ke Rp.2.900,kalau harga jagung dibawah Rp.3000 dengan kalkulasi modal sampai tenaga itu jelas rugi para petani.

"ini imbas dari Pandemi Covid-19 sehingga ekspor itu terbatas dan membuat perekonomian lumpuh dan saat ini diperlukan langka konkret pemerintah".Kata Aldi Naba kepada GNI ,Sabtu (11/4/ 2020).

Hal senada juga disampaikan Ira Katinting kira - kira apa solusinya dengan harga jagung saat ini Rp.1.500 Perkilo? dan bagaimana jalan keluarnya, jangan sampai pemerintah terlalu sibuk dengan Virus Corona ( Covid - 19 )hingga nasib petani kita terabaikan" Terang Ira

Sementara koordinator FP2BT Aedil Adha, berharap dalam hal ini, pemkab harus fungsikan resi gudang untuk mengambil semua hasil bumi petani terkhusus jagung, yang kini dikeluhkan para petani, karena harganya sudah jauh melambung kebawah, sementara sebelumnya mereka sudah mengeluarkan biaya yang besar akibat kelangkaan pupuk ahir tahun lalu.

"Pemerintah kabupaten Bantaeng, sudah siapkan resi gudang di mulai dari zamannya Bupati Bantaeng yang dulu, Prof. Nurdin Abdullah, untuk menampung hasil bumi petani jika harga anjlok, jangan sampai anggaran habis terbuang percuma dalam penanganan Covid - 19, sementara petani justru dikesampingkan"pungkasnya

Penulis: Abm
Editor  : Red