Ancaman Corona, Petani Kopi Bermimpi Buruk -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Ancaman Corona, Petani Kopi Bermimpi Buruk

4/14/2020

GlobalnewsIndonesia.com:LAHAT,Sumsel – Anjloknya harga sebagian komoditi dan Sembako akibat munculnya pandemi virus Copid 19 mulai meresahkan para petani Kopi mimpi buruk akan merosotnya harga jual menjadi momok saat ini, sehingga berharap Pemerintah ada solusi khusus mengingat harga jual saat ini hanya sebesar Rp.4000 per Kilogram sehingga diyakini akan membuat terpuruk perekonomian para petani jika harga kembali turun seperti yang banyak diramalkan banyak pihak.
Sarkamin (43) petani kopi dikecamatan Gumay Ulu mengatakan, ditengah ancaman virus Corona yang melanda hanya bisa berharap jangan sampai ada tengkulak yang memanfaatkan momen pandemi Covid-19 terjadi saat ini. Sehingga harga biji kopi anjlok, namun bisa sebaliknya tetap membeli biji kopi dengan harga yang bisa membantu perekonomian masyarakat.
“Kita berharap kejadian sekarang tentang kabarnya penyebaran Virus Corona jangan sampai dimanfaatkan, namun sebaliknya bisa bantu kami para petani kopi karena harga saat ini hanya Rp.4000 perKg,”ujarnya.
Dijelaskannya, pada tahun lalu harga kopi berkisar antara Rp 16 ribu hingga Rp 20 ribu untuk kualitas pelangi dan tergantung kebersihan. Sementara untuk petik merah bisa berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu tergantung pengolahan dan juga kebersihan. “Tahun ini jangankan berkhayal untuk besar mimpipun kami tidak berani, efek Lockdown memang sangat berimbas pada perekonomian sehingga harus ada perhatian khusus dari pemerintah untuk para petani,”imbuhnya.
Senada, Ogik (46) petani di Kecamatan Jarai menuturkan, saat panen nanti harga kopi jangan turun drastis karena bisa menyengsarakan para petani kopi lainnya.  Apalagi, saat ini kebutuhan hidup sehari-hari tidak bosa ditahan dan harus dipenuhi dengan uang sehingga jika harga anjlok nasib buruk akan menghantui para petani. “Bantuan sembako dari pemerintah memang pasti ada, namun itu hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa hari, apalagi jika dalam satu keluarga berjumlah Enam orang tentu bantuan yang diberikan tidak mencukupi,”jelasnya.
Terpisah Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat, Fikriansyah SE MSi kepada media mengaku bahwa pihaknya belum bisa memprediksi seperti apa harga kopi nantinya karena tergantung permintaan pasar. “Namun, saat ini kami menghimbau agar tengkulak jangan sampai memanfaatkan momen wabah covid19 sehingga membeli biji kopi dengan harga yang murah dengan petani,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Lahat Fitrizal Homizi ST mengungkapkan agar instansi terkait dapat membantu petani kopi di Lahat nantinya. Supaya harga jangan sampai anjlok dengan mengawasi penjualan kopi di lapangan atau pola pola lainnya sehingga kopi petani bisa terserap.
            “Ya tentu saja harapannya harga kopi tidak jatuh malah sebaliknya bisa naik, sebab seperti diketahui petani kopi di Bumi Seganti Setungguan cukup banyak, ditambah lagi hasil panen kopi merupakan tahunan dan sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari penjualan kopi ini,”pungkasnya.(Arm)