GlobalnewsIndonesia.com:LAHAT,Sumsel – Anjloknya harga sebagian
komoditi dan Sembako akibat munculnya pandemi virus Copid 19 mulai meresahkan
para petani Kopi mimpi buruk akan merosotnya harga jual menjadi momok saat ini,
sehingga berharap Pemerintah ada solusi khusus mengingat harga jual saat ini
hanya sebesar Rp.4000 per Kilogram sehingga diyakini akan membuat terpuruk perekonomian
para petani jika harga kembali turun seperti yang banyak diramalkan banyak
pihak.
Sarkamin (43) petani kopi dikecamatan Gumay Ulu mengatakan, ditengah
ancaman virus Corona yang melanda hanya bisa berharap jangan sampai ada
tengkulak yang memanfaatkan momen pandemi Covid-19 terjadi saat ini. Sehingga
harga biji kopi anjlok, namun bisa sebaliknya tetap membeli biji kopi dengan
harga yang bisa membantu perekonomian masyarakat.
“Kita berharap kejadian sekarang tentang kabarnya penyebaran Virus Corona
jangan sampai dimanfaatkan, namun sebaliknya bisa bantu kami para petani kopi
karena harga saat ini hanya Rp.4000 perKg,”ujarnya.
Dijelaskannya, pada tahun lalu harga kopi berkisar antara Rp 16 ribu hingga
Rp 20 ribu untuk kualitas pelangi dan tergantung kebersihan. Sementara untuk
petik merah bisa berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu tergantung pengolahan
dan juga kebersihan. “Tahun ini jangankan berkhayal untuk besar mimpipun kami
tidak berani, efek Lockdown memang sangat berimbas pada perekonomian sehingga
harus ada perhatian khusus dari pemerintah untuk para petani,”imbuhnya.
Senada, Ogik (46) petani di Kecamatan
Jarai menuturkan, saat panen nanti harga kopi jangan turun drastis karena bisa
menyengsarakan para petani kopi lainnya.
Apalagi, saat ini kebutuhan hidup sehari-hari tidak bosa ditahan dan
harus dipenuhi dengan uang sehingga jika harga anjlok nasib buruk akan
menghantui para petani. “Bantuan sembako dari pemerintah memang pasti ada,
namun itu hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa hari, apalagi jika
dalam satu keluarga berjumlah Enam orang tentu bantuan yang diberikan tidak
mencukupi,”jelasnya.
Terpisah Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat, Fikriansyah SE MSi
kepada media mengaku bahwa pihaknya belum bisa memprediksi seperti apa harga
kopi nantinya karena tergantung permintaan pasar. “Namun, saat ini kami
menghimbau agar tengkulak jangan sampai memanfaatkan momen wabah covid19 sehingga
membeli biji kopi dengan harga yang murah dengan petani,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Lahat Fitrizal Homizi ST mengungkapkan agar
instansi terkait dapat membantu petani kopi di Lahat nantinya. Supaya harga
jangan sampai anjlok dengan mengawasi penjualan kopi di lapangan atau pola pola
lainnya sehingga kopi petani bisa terserap.
“Ya
tentu saja harapannya harga kopi tidak jatuh malah sebaliknya bisa naik, sebab
seperti diketahui petani kopi di Bumi Seganti Setungguan cukup banyak, ditambah
lagi hasil panen kopi merupakan tahunan dan sebagian besar masyarakat
menggantungkan hidupnya dari penjualan kopi ini,”pungkasnya.(Arm)