Pukat Trawls Dan Pukat Tarik Semakin Menjamur, Nelayan Tradisional Semakin Resah -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Pukat Trawls Dan Pukat Tarik Semakin Menjamur, Nelayan Tradisional Semakin Resah

Rj Samosir
2/18/2020

GlobalNewsIndonesia.Com -Medan; Keberadaan Kapal ikan Pukat Trawls (Hela) dan Pukat Tarik (Seine Nets) yang semangkin menjamur di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) Jalan Gabion, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, membuat Nelayan tradisional Semakin Resah, Selasa (17/02/20).

Hal ini disebabkan merosotnya penghasilan nelayan tradisional, dikarenakan terus menerus dirusaknya biota laut yang diakibat banyaknya pukat yang sudah dilarang oleh Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) masih beroperasi.

"Kami sudah sampaikan keluhan ke berbagai instansi pemerintah terkait tapi hanya sesaat berhenti, setelah itu mereka beroperasi kembali dan kami tidak mengetahui apa kerja instansi tersebut", ucap Hasbi nelayan tradisional Belawan.

"Gross Tonage (GT) kapal mereka diduga banyak yang tidak sesuai dengan fisiknya dan perlu di ukur ulang, begitu juga dengan status surat kapal mereka yang sangat dicurigai", Kata Solikin nelayan tradisional, warga Kampung Nelayan, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.

Ketua KNTI Kota Medan, M Isa Al Basir ketika dikonfirmasi awak Media prihal yang sama dilain tempat menjelaskan, KNTI berkomitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi nelayan tradisional. (18/02/20)

"Seharusnya instansi terkait lebih bijak menyikapi aspirasi nelayan tradisional dan jangan buat aturan diatas peraturan, Permen KKP sudah jelas-jelas mengatakan Pukat Trawls dan Pukat Tarik dilarang pemerintah karena dapat merusak biota laut tapi kenapa masih dapat berjalan," Tegas Basyir.

"Jangan karena faktor x aparatur negara tutup mata dan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, baru saling menuding serta mencari-cari kambing hitam", Tutupnya.
(RJS)