Disana Free Wifi, Disini Free Coffee -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




Disana Free Wifi, Disini Free Coffee

2/27/2020

Globalnewsindonesia.com - Bengkulu; Masjid Jami'atul Khair yang beralamatkan di Jalan Raya Bengkulu-Curup KM.35, bangunan Klasik yang berdiri ditanah wakaf seluas 879 meter persegi masih tampak kokoh dan megah.

Sekilas aktifitas masjid yang dibangun tahun 1920 ini nampak tidak ada yang aneh seperti masjid-masjid pada umumnya, seperti pelaksanaan sholat pardu, sholat jumat dan sejumlah agenda kajian rutin lainnya.

Selain kegiatan rutinitas ibadah maghda, Masjid Jami'atul Khair juga melakukan kegiatan Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid).

Tetapi dibalik kemegahan bangunannya, pemandangan unik yang Tim GlobalNews saksikan di Masjid Jami'atul Khair, dimana di teras depan masjid. Tersedia peralatan untuk para jama'ah yang ingin melepas dahaga bahkan untuk menikmati secangkir Kopi.

Kepada GlobalNews, usman yang merupakan Marbot Majid Jami'atul Khair mengatakan kalau penyediaan peralaratan untuk para musafir yang ingin menikmati secangkir kopi sudah berlangsung selama satu tahun.

Kalau kita telisik dari sejarah perkembangan Islam dan juga hasil penelitian Balai Litbang Semarang pada tahun 2015, mengemukakan masjid, sebagai pusat peradaban Islam, memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah perkembangan agama Islam.

Hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah ditandai dengan pendirian masjid di Quba pada Senin 12 Rabiul Awal (28 Juli 622 Masehi), di Tanah milik Bani Najjar.

Pendirian masjid menjadi titik tolak bagi pembangunan masyarakat Islam karena masjid memainkan berbagai fungsi sosial maupun kultural, selain fungsi peribadatan.

Masjid pada zaman Nabi Muhammad digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu: ibadah, pertemuan umat Islam, pengembangan pengetahuan/pendidikan, tempat baitul mall, tempat penyelesaian perkara, pengumuman masalah sosial, menyalatkan orang meninggal, dan penginapan bagi musafir (Gazalba 1983: 121, 126-130.

Semoga langkah dan inovasi pengurus masjid Jami'atul Khair dapat memberikan inspirasi bagi masjid-masjid lainnya. Sehingga masjid dapat dijadikan pusat kegiatan-kegiatan diluar dari kegiatan peribadatan (tim)