'Fenomena 1001' Resign dari Jabatan Karena Sebuah Keyakinan -->

Iklan Semua Halaman

 


Jika ada yang mendapat intimidasi atau tindakan tidak menyenangkan lainnya dari anggota GNI, silahkan lapor ke redaksigni@gmail.com, untuk pengiriman berita kegiatan kampus, sekolah , sosial kemasyarakatan, lainnya silahkan di nomor center kami

 




'Fenomena 1001' Resign dari Jabatan Karena Sebuah Keyakinan

8/30/2019
Keluar Polri karena Masuknya Nyogok, Ini Cerita Hijrah Zulkiram

Global News Indonesia-Jakarta - Sogok menyogok, suap menyuap seakan sudah menjadi tradisi dan budaya yang lumrah, dengan alasan 'Lumrah' itulah seakan kita membenarkan prilaku tersebut. Dengan berbagai dalil pembenaran terkadang kita mengesampingkan aturan-aturan yang kita pedomani bersama, baik aturan secara yuridis terlebih Aturan Agama.

Dengan menepuk dada kita seakan bangga kalau kita atau keluarga kita telah meraih sesuatu yang kita inginkan, kita kesampingkan cara-cara meraih keinginan itu, dalil 'Iktiar' menjadi senjata pamungkas dan pembenaran dari tindakan kita.

Yang lebih parah, masyarakat seolah mengaminkan prilaku itu, tak ayal hal itu menjadi sebuah legitimasi atau pelegalan bagi para pelakunya 'Pantun bersaut Gayungpun Bersambut', setali tiga uang bak kata pepatah.

Berbanding terbalik dari perjalanan hidup dan karier M.Zulkarnain, pria kelahiran aceh ini rela melepaskan baju kebesarannya sebagai anggota Polri karena sesuatu yang diyakininya.

Dilansir dari detik.com, Muhammad Zulkiram atau Joekhana mengungkap cerita bagaimana akhirnya memutuskan keluar dari institusi Polri. Semua berawal saat rekannya sering mengingatkan untuk beribadah. 

"Saya lebih awal hijrah daripada resign dari Polisi, ada teman yang ngajak. Sudah sering ngajak ke masjid, inget-ingetin. Ada teman SD dulu. Tahun 2013. Diajak-ajak terus saya ikut saja sekali," kata Zulkiram saat dihubungi detikcom, Senin (7/8/2017). 

Zulkiram mengatakan kala itu dia diajak itikaf selama 3 hari di satu masjid di Banda Aceh sekitar tahun 2013. Dalam tiga hari itu ia mendapat banyak pembekalan soal agama, terutama soal menjaga kekonsistenan ibadah.

"Pas pulang dari situ langsung berubah, salat langsung terjaga. Saya mulai belajar agama-agama. Perbaiki pembacaan Alquran. Mencari-cari guru untuk belajar," ujar Zulkiram. 

Sampai akhirnya, dia diajak pergi ke Thailand untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam lagi. Selama dua minggu di Thailand, Zulkiram belajar soal bagaimana berdakwah. 

"Terus (pulang dari Thailand) saya tahu kalau nyogok itu haram. Saya tahu kalau masuk kerja dengan cara nyogok haram. Itu gelisah saya. Berpikir berpikir berpikir. Desember 2014 baru saya memutuskan untuk resign," kata Zulkiram. 

Zulkiram menyebut saat pertama kali diterima sebagai anggota Polri pada 2007, orang tuanya menyuap puluhan juta agar ia bisa diterima. Ibunya yang single parent begitu ingin Zulkiram menjadi Polisi. 


"Sebenernya waktu masuk saya belum paham agama sedikitpun. Saya tidak ada keinginan untuk jadi Polisi waktu itu. Tadinya saya mau langsung kerja saja," jelasnya. 

Sejak dipecat karena pelanggaran kode etik pada Desember 2014, Zulkiram tetap berdomisili di Aceh dan memilih berwirausaha. Zulkiram mengincar pemecatan dengan sengaja tak masuk berkali-kali. Keluarga yang sempat menentang keputusannya kini telah berlapang dada dengan keputusan Zulkiram. (detik/rna/tor)